TERJEMAHAN IHYA ULUMUDDIN: KEUTAMAAN MENGAJAR ILMU AGAMA ISLAM
Rabu, Agustus 16, 2017
Tambah Komentar
Mengajar adalah hal yang sangat urgen sekali bagi
seseorang yang telah memiliki ilmu. Orang yang mengajarkan ilmu, menjadi
seorang ustad ataupun guru keutamaannya sangat besar sekali. Bagaimanakah
keutamaan mengajarkan ilmu Agama islam itu?
yuk kita baca paparan dari terjemahan kitab Ihya 'Ulumuddin tentang keutamaan mengajar ilmu agama islam.
Adapun ayat-ayat maka firman Allah ‘Azza Wa Jalla:
“Dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya” (At Taubah:122)
|
أَمَّا الْآيَاتُ
فَقَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ :
وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ
يَحْذَرُونَ
|
Maksud dari ayat
diatas adalah mengajar dan memberi petunjuk. Firman Allah Swt:
“Dan (ingatlah)
ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu)
: “hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia dan jangan kamu
menyembunyikannya”
(Ali Imran :187)
|
وَالْمُرَادُ هُوَ
التَّعْلِيمُ وَالْإِرْشَادُ
وَقَوْلُهُ
تَعَالَى : وَإِذْ أخذ الله ميثاق الذين أوتوا الكتاب ليبيننه للناس ولا يكتمونه
|
Firman itu
mewajibkan untuk mengajar.
Firman Allah SWT:
“Dan sesungguhnya
sebagian dari mereka menyembunyikan
kebanaran pada hal mereka mengetahui”. (Al-Baqarah: 146)
|
وَهُوَ إِيجَابٌ
لِلتَّعْلِيم
وَقَوْلُهُ
تَعَالَى : وَإِنَّ فَرِيقًا منهم ليكتمون الحق وهم يعلمون
|
Ini menunjukkan
haramnya menyembunyikan (ilmu) sebagaimana Firman Allah mengenai saksi:
“Dan barang siapa
yang menyembunyikannya maka seseungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya”. (Al-Baqarah: 283)
|
وَهُوَ تَحْرِيمٌ
لِلْكِتْمَانِ
كَمَا قَالَ
تَعَالَى فِي الشهادة : ومن يكتمها فإنه آثم قلبه
|
Dan Nabi Saw
bersabda:
“Allah tidaklah
membeikan ilmu kepada seorang ‘alim melainkan Allah mengambilkan janji
atasnya seperti apa yang diambilNya dari para Nabi, yaitu agar mereka
menerangkannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya” (HR. Abu Na’im dari Hadits Ibnu Mas’ud dan
seperti itu dari Abu Hurairah.)
|
وقال صلى الله
عليه وسلم : ما آتى الله عالماً علماً إلا وأخذ عليه من الميثاق ما أخذ على
النبيين أن يبينوه للناس ولا يكتموه
|
Allah Swt
berfirman:
“Dan siapakah yang
lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan
mengerjakan amal sholeh”
(Fushshilah: 33)
|
وَقَالَ تَعَالَى
: وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إلى الله وعمِل صالحًا
|
Allah Swt berfirman:
“Serulah (semua
manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah (perkataan yang tegas dan benar
yang dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil) dan pelajaran yang
baik" )An Nahl :125)
|
وَقَالَ تَعَالَى : ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ والموعظة الحسنة |
Dan Allah
berfirman:
“dan dia mengajari
mereka Al-Kitab(Al-Qur’an) dan hikmah” (Al-Baqarah: 129)
|
وقال تعالى : ويعلمهم الكتاب والحكمة
|
Adapun
hadits-hadits maka sabda Nabi Saw ketika mengutus Mu’dz ke Yaman:
“sungguh
seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang lewat perantaraan kamu, hal
itu lebih baik untukmu dari dunia dan seisinya” (Hadits ini dikeluarkan
Imam Ahmad No. 22872, dari hadits mu'adz dan HR. Bukhari No. 2847 dan Muslim
No. 2406, dari hadits Sahl bin Su'ud, sesungguhnya Nabi saw bersabda hal itu
kepadaku)
|
وَأَمَّا
الْأَخْبَارُ فَقَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لما بعث معاذاً رضي
الله عنه إِلَى الْيَمَنِ : لَأَنْ
يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا
فِيهَا . حديث
|
Nabi Saw bersabda
:
“Barang siapa yang
belajar satu bab dari ilmu untuk diajarkan kepada manusia maka ia diberi
fahla 70 orang-orang siddiq(orang yang membenarkan nabi). (H.R Abu Mansur Ad
Dailami dari Ibnu Mas’ud dengan sanad dha’if)
|
وقال صلى الله
عليه وسلم : من تعلم باباً من العلم
ليعلم الناس أعطي ثواب سبعين صديقا
|
Isa Saw bersabda:
“Barang siapa yang
mengetahui, mengamalkan dan mengajarkan maka ia dipanggil sebagai pembesar
dikerjaan langit”( [ HR. Abu Nu'aim No. 8060 dalam kitab Hilytil Auliya'.
Dari Tsaur bin Yazid )
|
وقال عيسى صلى الله عليه وسلم : من علم وعمل وعلم فذلك يدعى عظيماً في ملكوت السموات |
Rasulullah juga
bersabda:
“Apabila datang
hari kiamat maka Allah SWT berfirman kepada orang-orang yang beribadah dan
yang berjuang “masuklah ke surga.!”. Lalu ulama berkata: “dengan sebab
kelebihan ilmu kami mereka bisa beribadah dan berjuang”. Lalu Allah
berfirman: kamu sekalian di sisiKu seperti sebahagian malaikatku, syafa’atlah
maka syafa’atmu diterima ! “Maka merekapun memberi syafa’at kemudian mereka
masuk surga”. (H R. Abul ‘Abbas Adz Dzahabi dari Ibnu Abbas dengan sanad
yang dhai’f)
|
وَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إذا كان يوم القيامة يقول الله سبحانه
للعابدين والمجاهدين ادخلوا الجنة فيقول العلماء بفضل علمنا تعبدوا وجاهدوا
فيقول الله عز وجل أنتم عندي كبعض ملائكتي اشفعوا تشفعوا فيشفعون ثم يدخلون
الجنة
|
Ini adalah kerana
ilmu yang dikembangkan dengan mengajar bukan ilmu yang pasif(menerima saja/beku)
yang tidak dikembangkan.
Sabda Rasulullah:
“Sesungguhnya Allah
Swt tidak mencabut ilmu dari manusia setelah Allah memberikan ilmu itu kepada
mereka. Tetapi ilmu itu pergi dengan kepergian (meninggalnya) ulama. Setiap
kali seorang ‘alim pergi maka pergilah(hilang) ilmu yang bersamanya sehingga apabila tidak
tingal kecuali para pemimpin yang bodoh-bodoh yang apabila mereka ditanya
maka mereka memberi fatwa tanpa ilmu maka mereka sesat dan menyesatkan” (HR.Muttafaq
‘alaih dari Ibnu Abbas bin ‘Amru)
|
وهذا إنما يكون
بالعلم المتعدى بالتعليم لا العلم اللازم الذي لا يتعدى
وَقَالَ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ اللَّهَ عز وجل لا ينتزع العلم
انتزاعاً من الناس بعد أن يؤتيهم إياه ولكن يذهب بذهاب العلماء فكلما ذهب عالم
ذهب بما معه من العلم حتى إذا لم يبق إلا رؤساء جهالاً إن سئلوا أفتوا بغير علم
فيضلون ويضلون
|
Nabi Saw bersabda:
“Barang siapa yang
mengetahui suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya, niscaya Allah akan mengikatnya dengan tali kekang
dari api neraka di hari kiamat kelak”
(H.R Abu Daud No. 3658, No. 2649 dan Ibnu Majah No. 257 dan Ibnu Hibban No.
96 dan Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak Juz 1 Halaman 181. Dari Abu
Hurairah, dan berkata Tirmidzi bahwa hadits ini Hasan)
|
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ عَلِمَ عِلْمًا فَكَتَمَهُ أَلْجَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ |
Nabi Saw bersabda:
“Sebaik-baik
pemberian dan sebaik-baik hadiah adalah kata-kata hikmah yang kamu dengar
kemudian kamu lipat (kamu simpan) kemudian kamu bawa kepada saudaramu yang
muslim, yaitu kamu ajarkan kata-kata itu kepadanya, itu membandingi ibadah
satu tahun” (H.R At Thabrani dari Ibnu
Abbas dengan sanad yang lemah)
|
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : نعم العطية ونعم الهدية كلمة حكمة تسمعها فتطوي عليها ثم تحملها إلى أخ لك مسلم تعلمه إياها تعدل عبادة سنة |
Sabda Rasul:
“Dunia itu
terlaknat, dan terlaknat juga apa-apa yang ada didalamnya kecuali zikir
kepada Allah dan juga yang semisal dengannya atau orang yang mengajar(guru)
atau orang yang belajar” (HR. Tirmidzi No. 2244 dan Ibnu Majah No. 4102. Dari
Abu Hurairah, At-Tirmidzi mengatakan bahwa Hadits ini Hasan Gharib)
|
وقال صلى الله عليه وسلم : الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله سبحانه وما والاه أو معلماً أو متعلماً |
Beliau Saw
bersabda:
“Sesungguhnya Allah
SWT, para malaikatNya, penduduk langit dan bumi sampai semut di sarangnya dan
ikan dilautan itu mendo’akan rahmat(selain
Allah, sedangkan Allah memberikan rahmat) untuk orang yang mengajarkan kebaikan
kepada manusia” (HR. Tirmidzi No. 2609. Dari Abu Umamah Al-Bahali,
At-Tirmidzi berkata bahwa hadits ini Hasan Shahih)
|
وَقَالَ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ
اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ سَمَوَاتِهِ وَأَرْضِهِ حَتَّى
النَّمْلَةَ في جحرها حتى الْحُوتَ فِي الْبَحْرِ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ
النَّاسِ الخير
|
Nabi Saw bersabda:
“Tidak ada manfa’at
seorang muslim memberi faedah (kemanfa’atan) kepada saudaranya yang lebih
utama dari percakapan menyampaikannya pada kebaikan, maka disampaikan pada saudaranya” (H.R Ibnu
Abdil Barr dari riwayat Muhammad bin Al Mungkadir, dengan sanad mursal).
|
وقال صلى الله
عليه وسلم : ما أفاد المسلم أخاه فائدة
أفضل من حديث حسن بلغه فبلغه
|
Nabi Saw bersabda:
“kata baik yang
didengar oleh seorang mukmin lalu diajarkannya dan diamalkannya adalah lebih
baik baginya dari pada ibadah setahun” (H.R Ibnu Mubarrak dari riwayat Zaid
bbin Aslam dengan sanad mursal)
|
وقال صلى الله
عليه وسلم : كلمة من الخير يسمعها
المؤمن فيعلمها ويعمل بها خير له من عبادة سنة
|
Abdullah bin Umar
Berkata: Pada suatu hari rasulullah keluar lalu beliau melihat dua majlis,
yaitu salah satunya mereka berdo’a kepada Allah dan cinta kepadaNya. Yang
kedua mereka mengajarkan manusia lalu beliau bersabda:
“Adapun mereka
adalah memohon kepada Alla maka jika Dia menghendaki maka Dia memberi mereka
dan jika Dia tidak menghendaki maka Dia mencegah mereka. Adapun mereka(majlis
kedua) mereka mengajar manusia, sesungguhnya aku di utus mengajarkan kemudian
beliau beralih ke majlis itu dan duduk bersama mereka”. (H.R Ibnu Majah No.
225. dari Abdullah bin Umar dengan sanad yang dhaif)
|
وخرج رسول الله
صلى الله عليه وسلم ذات يوم فرأى مجلسين أحدهما يدعون الله عز وجل ويرغبون إليه
والثاني يعلمون الناس فقال : { أما هؤلاء فيسألون الله تعالى فإن شاء أعطاهم وإن
شاء منعهم وأما هؤلاء فيعلمون الناس وإنما بعثت معلماً ثم عدل إليهم وجلس معهم
|
Sabda Rasulullah
Saw:
“Perumpamaan
petunjuk dan ilmu yang mana Allah A’zza Wa Jalla mengutusku adalah seperti
hujan lebat yang mengenai bumi. Dari padanya ada sebidang tanah yang menerima
air lalu tumbuh padang rumput dan rerumputan yang banyak. Dari padanya ada
sebidang tanah yang menahan air lalu Allah ‘Azza Wa Jalla memberikan manfaat
kepada manusia denganya dimana mereka bisa minum, memberi minum, dan bercocok
tanam, dan dari padanya ada sebidang tanah yang gersang, tidak dapat menahan
air dan tidak menumbuhkan padang rumput”. (Muttafaq ‘alaih dari Abu Musa)
|
وقال صلى الله عليه وسلم : مثل ما بعثني الله عز وجل به من الهدى والعلم
كمثل الغيث الكثير أصاب أرضاً فكانت منها بقعة قبلت الماء فأنبتت الكلأ
والعشب الكثير وكانت منها بقعة أمسكت الماء فنفع الله عز وجل بها الناس
فشربوا منها وسقوا وزرعوا وكانت منها طائفة قيعان لا تمسك ماء ولا تنبت
كلأ
|
Perumpamaan yang
pertama beliau sebutkan bagi orang yang dapat mengambil manfa’at dengan
ilmunya. Dan yang kedua bagi orang yang dapat memberikan manfaat (kepada
orang lain) dan yang ketiga bagi orang yang terhalang dari dua hal itu (nomor
dua dan tiga)
|
فالأول ذكره مثلاً للمنتفع بعلمه والثاني ذكره مثلاً للنافع والثالث للمحروم منهما
|
Hdits Nabi Saw:
“Apabila seorang
anak adam meninggal dunia maka terputulah amalnya kecuali dari tiga hal yaitu ilmu
yang bermanfaat” (H.R Muslim dan Abu Hurairah)
|
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ علم ينتفع به الحديث
|
Beliau Saw
bersabda:
“Orang yang menunjukkan
kepada sebuah kebaikan maka dia mendapatkan fahla seperti orang yang
mengerjakanya” (H.R At Tirmidzi dari anas dan ia mengatakan gharib, dan H.R.
Muslim, Abu Dawud dan An Nasa’i dan ia menshahihkanya dari Abu Mas’ud).
|
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { الدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ
|
Sabda Nabi:
“Tidak ada(sifat)
iri(yang terpuji) kecuali terhadap dua orang yaitu seseorang yang di anugerahi
hikmah oleh Allah dimana ia menghukumi dengannya dan mengajarkannya kepada
manusia, dan seseorang yang dilimpahkan oleh Allah akan harta kemudian dia
membelanjakannya di (jalan) yang benar” (Muttafaq ‘Alaih dari Ibnu Mas’ud)
|
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا حَسَدَ إِلَّا فِي
اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ أَتَاهُ الله عز وجل حكمة فهو يقضي بها ويعلمها الناس
ورجل أَتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الخير
|
Adapun atsar maka
Umar ra berkata:
“Barang siapa
menceritakan suatu hadits lalu diamalkannya maka ia mendapat fahala seumpama fahala
orang yang mengamalkan amal itu”
Ibun Abbas berkata:
seseorang yang mengajarkan manusia kepada kebaikan maka dimintakan ampunan
kepadanya dari setiap sesuatu hingga ikan dilautan”
|
ولا تشكن في الحديث لنفاق بعض فقهاء الزمان فإنه
ما أراد به الفقه الذي ظننته وسيأتي معنى الفقه وأدنى درجات الفقيه أن يعلم أن
الآخرة خير من الدنيا وهذه المعرفة إذا صدقت وغلبت عليه برىء بها من النفاق
والرياء
|
Sebagaimana ulama’
berkata: “orang ‘alim itu masuk pada apa yang diantara Allah dan makhlukNya
maka hendaklah ia melihat bagaimana ia masuk”.
|
وقال بعض العلماء : { العالم يدخل فيما بين الله وبين خلقه فلينظر كيف يدخل
|
Dan diriwayatkan
bahwa Sufyan Ats Tsauri ra tiba di asqalan lalu ia tinggal dimana ia tidak
ada orang yang bertanya kepadanya, lalu ia berkata :” Bekalilah aku agar aku
dapat keluar dari negeri ini. Ini adalah negeri yang didalamnya ilmu itu
mati”. Ia berkata demikan karena ia sangat ingin mengemukakan atas keutamaan
ilmu dan kekalnya ilmu dengan pengajaran itu.
|
وروي أن سفيان الثوري رحمه الله قدم عسقلان فمكث لا يسأله إنسان فقال : اكروا لي لأخرج من هذا البلد هذا بلد يموت فيه العلم وإنما قال ذلك : حرصاً على فضيلة التعليم واستبقاء العلم به |
Atha’ ra berkata :
“ aku masuk pada Sa’id bin Al-Musayyab dimana ia sedang menangis, lalu aku
bertanya kepadanya: “Apakah yang membuatmu menangis ?
ia menjawab: “nggak
ada seorangpun yang nanyak kepadaku tentang sesuatu”.
Sebagian mereka
berkata : “Ulama itu pelita masa. Masing-masing dari mereka adalah pelita
masanya di mana orang-orang pada masanya itu meminta penerangan kepadanya”.
|
وقال عطاء رضي الله عنه : { دخلت على سعيد بن المسيب وهو يبكي فقلت : ما يبكيك، قال : ليس أحد يسألني عن شيء
وقال بعضهم : العلماء سرج الأزمنة كل واحد مصباح زمانه يستضيء به أهل عصره |
Al Hasan ra
berkata:
“Seandainya bukan
karena ulama sungguh manusia itu jadi seperti binatang”, yakni dengan
pengajaran para ulama mengeluarkan manusia dari batas hewan ke batas manusia”.
|
وَقَالَ الحسن رَحِمَهُ اللَّهُ : لَوْلَا الْعُلَمَاءُ لَصَارَ الناس
مثل البهائم، أي : أنهم بالتعليم يخرجون الناس من حد البهيمية إلى حد
الإنسانية
|
‘Ikrimah berkata:
“Sesungguhnya ilmu ini mempunyai harga” Ditanyakan: “Apakah harga itu?” . Ia
menjawab:” kamu meletakkannya pada orang yang baik membawanya dan tidak
menyia-nyiakannya”.
|
وقال عكرمة : إن لهذا العلم ثمناً، قيل : وما هو؟ قال : أن تضعه فيمن يحسن حمله ولا يضيعه
|
Yahya bin
Mu'adz berkata : "Para ulama itu lebih sayang kepada ummat Muhammad SAW
dari pada ayah dan ibu mereka".
Dikatakan : "Bagaimanakah demikian itu ?". Ia menjawab : "Ayah dan ibu mereka menjaga mereka dari api dunia sedangkan para ulama menjaga mereka dari api neraka". |
وقال يحيى بن معاذ : { العلماء أرحم بأمة محمد صلى الله عليه وسلم من
آبائهم وأمهاتهم، قيل : وكيف ذلك، قال : لأن آباءهم وأمهاتهم يحفظونهم من
نار الدنيا وهم يحفظونهم من نار الآخرة
|
Ada orang
mengatakan: "Awal ilmu itu diam, kemudian mendengarkan, kemudian
menghafalkan kemudian mengamalkan kemudian menyiarkannya".
Dan ada orang yang mengatakan : "Ajarkanlah ilmumu kepada orang yang bodoh dan belajarlah dari orang yang
berilmu apa yang kamu tidak tau. Jika kamu melakukan
hal itu maka kamu mengetahui apa yang telah kamu ketahui".
|
وقيل أول العلم الصمتُ
ثم الاستماعُ ثم الحفظُ ثم العملُ ثم نشرهُ
وقيل علم علمَك من يجهل وتعلم ممن يعلم ما
تجهل فإنك إذا فعلت ذلك علمت ما جهلت وحفظت ما علمت
|
Mu'adz bin Jabal berkata mengenai pengajaran dan belajar, dan saya
memandangnya marfu' :
"Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya
mempelajarinya karena Allah itu takwa, menuntutnya itu ibadah, mengulang-ulanginya itu tasbih, membahasnya itu
adalah jihad, mengajarkan
orang yang belum mengetahuinya adalah sedekah, memberikannya kepada keluarganya itu adalah pendekatan diri (kepada Allah).
ilmu itu adalah penghibur di kala sendirian, teman di kala sepi,
penunjuk jalan kepada agama, pemberi nasehat di kala suka dan duka, menteri di kala ada teman-teman, kerabat di kala berada
d kalangan orang
asing dan sebagai sinar jalan menuju syurga.
Dengan ilmu diangkat oleh Allah beberapa kaum lalu Dia menjadikan mereka sebagai ikutan, pemimpin dan penunjuk yang diikuti, penunjuk terhadap kebaikan, jejak mereka dijadikan kisah dan perbuatan mereka diperhatikan.
Malaikat suka terhadap perilaku mereka dan mengusap mereka dengan sayapnya.
Seluruh yang basah dan kering hingga ikan di lautan,
serangga, binatang buas dan binatang
jinak di daratan, langit dan binatang memohonkan ampunan bagi mereka".
|
وقال
معاذ بن جبل في التعليم والتعلم ورأيته أيضا مرفوعا:
تعلموا العلم فإن تعلمه
لله خشية وطلبه عبادة ومدارسته تسبيح والبحث عنه جهاد وتعليمه من لا يعلمه صدقة
وبذله لأهله قربة وهو الأنيس في الوحدة والصاحب في الخلوة والدليل على الدين
والمصبر على السراء والضراء والوزير عند الأخلاء والقريب عند الغرباء ومنار سبيل
الجنة
يرفع الله به أقواما
فيجعلهم في الخير قادة سادة هداة يقتدى بهم أدلة في الخير تقتص آثارهم وترمق
أفعالهم وترغب الملائكة في خلتهم وبأجنحتها تمسحهم
وكل رطب ويابس لهم
يستغفر حتى حيتان البحر وهوامه وسباع البر وأنعامه والسماء ونجومها حديث معاذ
تعلموا العلم
|
Karena sesungguhnya ilmu itu menghidupkan hati dari
kebutaan, sinar penglihatan dari kedhaliman dan kekuatan badan dari kelemahan, dengan ilmu hamba bisa sampai ke kedudukan orang-orang yang baik dan derajat yang tinggi. Memikirkan ilmu itu mengimbangi puasa,
mempelajarinya mengimbangi shalat
ditengah malam. Dengan ilmu, Allah
'Azza Wa Jalla dita'ati, dengannya Allah itu disembah, dengannya hamba
diberi janji, dengannya dia bertauhid,
dimuliakan, dengannya hamba menjadi wara', menyambung silaturrahmi, dengannya bisa mengetahui halal dan haram. Ilmu
itu pemimpin sedangkan amal adalah pengikutnya. Orang-orang yang berbahagia
itu diberi ilham mengenai ilmu dan orang-orang yang celaka itu terhalang. Kita bermohon kepada Allah akan taufiq yang baik.
|
لأن العلم حياة القلوب
من العمى ونور الأبصار من الظلم وقوة الأبدان من الضعف يبلغ به العبد منازل
الأبرار والدرجات العلى والتفكر فيه يعدل بالصيام ومدارسته بالقيام, به يطاع الله عز وجل وبه يعبد وبه يوحد وبه
يمجد وبه يتورع وبه توصل الأرحام وبه يعرف الحلال والحرام وهو إمام والعمل تابعه
يلهمه السعداء ويحرمه الأشقياء نسأل الله تعالى حسن التوفيق
|
Sumber: 'Ihya 'Ulumuddin
Belum ada Komentar untuk "TERJEMAHAN IHYA ULUMUDDIN: KEUTAMAAN MENGAJAR ILMU AGAMA ISLAM"
Posting Komentar