Kisah Malaikat Mampu Menghitung Air Hujan Tapi Tak Sanggub Menghitung Fahla Shalawat
Jumat, Desember 23, 2016
Tambah Komentar
Dalam tafsir At-Thabari pada tafsir
surah hajar dijelaskan:
Telah
mengkhabarkan pada kami Isma'il bin Salim dari al-Hakam bin 'Utaibah dalam
Firman Allah: “Dan Kami tidak menurunkannya melainkan dg ukuran tertentu”.
Dia berkata; “Tidaklah satu tahun lebih banyak hujannya dan tidak lebih sedikit, akan tetapi satu qaum diberi hujan, sedang yg lain tidak, dan terkadang hujan turun dilaut. Dia berkata: “Telah sampai pada kami bahwasanya turun bersama tetes hujan,
Malaikat yg jumlahnya lebih banyak dari jumlah anak Iblis dan anak Adam. Mereka menjaga setiap tetes di tempat ia jatuh, dan apa yg ia tumbuhkan.
Firman Allah: “Dan Kami tidak menurunkannya melainkan dg ukuran tertentu”.
Dia berkata; “Tidaklah satu tahun lebih banyak hujannya dan tidak lebih sedikit, akan tetapi satu qaum diberi hujan, sedang yg lain tidak, dan terkadang hujan turun dilaut. Dia berkata: “Telah sampai pada kami bahwasanya turun bersama tetes hujan,
Malaikat yg jumlahnya lebih banyak dari jumlah anak Iblis dan anak Adam. Mereka menjaga setiap tetes di tempat ia jatuh, dan apa yg ia tumbuhkan.
Diriwayatkan (Al-Mustadrah Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadis
ke 72): Bahwa Rasulullah saw bersabda;
ke 72): Bahwa Rasulullah saw bersabda;
“Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat
satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000
jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril as, pendampingku,
jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril as, pendampingku,
‘Wahai jibril. Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?.’
Jibril berkata, Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi
tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.
’ Rasulallah saw bertanya kepada malaikat tadi,
‘Apakah kamu tahu berapa jumlah tetesan air hujan yang turun
dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam as?.
’ Malaikat itupun menjawab,
‘Wahai Rasulallah saw, demi yang telah mengutusmu dengan hak
(kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang
turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam as sampai saat ini, begitu
pula aku
mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan
rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak pernah diketahui oleh manusia.
mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan
rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak pernah diketahui oleh manusia.
’
Mendengar uraian malaikat tadi, Rasuluallah saw sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan.
Mendengar uraian malaikat tadi, Rasuluallah saw sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan.
Kemudian malaikat tadi berkata kepada Rasul,
‘Wahai Rasulallah saw, walaupun aku memiliki seribu tangan dan
sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk
menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku juga memiliki kelemahan dan kekurangan.
sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk
menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku juga memiliki kelemahan dan kekurangan.
’ Rasulallah saw pun bertanya,
‘Apa kekurangan dan kelemahan kamu?.
’ Malaikat itupun menjawab,
‘Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulallah, jika umatmu
berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu
bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas
shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu."
berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu
bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas
shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu."
Belum ada Komentar untuk "Kisah Malaikat Mampu Menghitung Air Hujan Tapi Tak Sanggub Menghitung Fahla Shalawat"
Posting Komentar