Terkuak Lokasi Tembok Besi Ya’juj Ma’juj Ada di Pegunungan Azerbaijan dan Armenia
Selasa, Juni 27, 2017
Tambah Komentar
Di samping Dajjal, Ya’juj Ma’juj adalah salah satu misteri yang
melingkupi umat manusia sepanjang sejarah. Al-Quran menegaskan keberadaan kaum
perusak itu dalam sejumlah ayat. Dalam beberapa hadits, Baginda Nabi SAW juga
mengingatkan akan keluarnya Ya’juj Ma’juj menjelang Hari Kiamat tiba.
Keberadaannya secara pasti menjadi teka-teki yang tak terpecahkan hingga kini,
namun para peneliti mensinyalir persemayaman Ya’juj Ma’juj ada di deretan
pegunungan antara Azerbaijan dan Armenia.
Syarif al-Idrisi mengungkapkan kesimpulan itu melalui riwayat
penelitian yang dilakukan Sallam, seorang staf peneliti pada masa Khalifah
al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi bahwa tembok besi
yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk menghalau Ya’juj Ma’juj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui ihwal tembok itu. Ia kemudian
menitahkan Sallam untuk mencari lokasi tembok Ya’juj-Ma’juj. Dengan ditemani 50
orang, Sallam bergegas berangkat dalam sebuah ekspedisi petualangan yang
memakan biaya yang sangat besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku
geografi karya al-Idrisi, bahwa Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar demi
ambisinya ini.
Dengan penuh semangat, Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di
situ terlebih dahulu ia menghadap Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari
Armenia ia bertolak lagi ke arah utara, menyusuri daerah pedalaman Rusia. Ia
membawa surat dari Ishaq untuk penguasa Sarir, Raja Lan, lalu ke penguasa
Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus
lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj.
Selama 27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat sampai akhirnya ia
tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam dan berbau tidak sedap. Selama 10
hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah
tak berpenghuni dan berantakan. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa
daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj Ma’juj di masa silam.
Enam hari berikutnya mereka berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu
berpenghuni dan berada tepat di balik gunung tempat Ya’juj Ma’juj berada.
Sallam kemudian mendaki pegunungan Ya’juj Ma’juj ini. Di sana ia
menyaksikan bentangan gunung yang terpisah oleh lembah yang luasnya sekitar 150
meter. Perasaan mereka terperana begitu menyaksikan gerbang di sela-sela
pegunungan. Lebar gerbang ini 137 m dengan kolom besar di kiri kanan yang
terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga. Gambaran
gerbang itu persis seperti yang tertulis dalam surat Al-Kahfi.
Ilustrasi Sallam mengenai tembok dan pintu besi itu disebutkan
dengan sangat detail dalam kitab Nuzhat al-Musytaq (Anda yang ingin tahu bentuk
detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif
al-Idrisi, hal. 934 -938).
Menurut penuturan Sallam, penduduk di sekitar pegunungan Ya’juj
Ma’juj biasanya memukul kunci pintu besi sebanyak 3 kali dalam sehari. Setelah
itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam
pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam yang menandai adanya
makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj Ma’juj itu.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, Syarif al-Idrisi juga mengisahkan bahwa
Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan: “Adakah Ya’juj
Ma’juj pernah terlihat oleh kalian?” Mereka menjawab bahwa mereka pernah
menyaksikan segerombolan orang bertubuh sangat kecil di atas tembok penutup.
Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka.
Setelah sukses menuntaskan tugasnya, Sallam pulang melalui Taraz
(Kazakhtan), Samarkand (Uzbekistan), Kota Ray (Iran), dan kembali ke istana
al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia menceritakan dengan detail hasil
penelitiannya kepada Khalifah. Sementara itu, menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam
kitab Rahlat Ibn Bathuthah, pegunungan Ya’juj Ma’juj berada sekitar perjalanan
6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan Syarif al-Idrisi.
Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis
bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada
celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara
Turkestan dan India dengan ordinat 38°N dan 67°E. Tempat itu dulu namanya Bab
al-Hadid , akan tetapi kini lebih dikenal sebagai Buzghol-Khana dalam bahasa
Turki. Orang Persia menyebutnya Dar-i-ahani. Semuanya bermakna “Pintu Gerbang
Besi.” Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis
besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada
danau yang dinamakan Iskandar Kul. Pada Perang Dunia II, konon pemimpin Inggris
Winston Churchill mengenali gerbang besi itu. Keberadaan dinding penutup Ya’juj
Ma’juj di pegunungan yang terbentang antara Azerbaijan dan Armenia nyata dan
bukan kisah fiktif belaka. Kelak gerbang itu bakal terbuka dan makhluk-makhluk
yang mengerikan akan menyembur ke permukaan bumi untuk melancarkan kerusakan.
Asal-Usul
Ya’juj Ma’juj sebetulnya merupakan manusia biasa. Mereka adalah
anak-cucu Nabi Nuh AS yang lahir dengan wujud tidak wajar. Dikisahkan
bahwasanya menjelang wafat, Nabi Nuh AS memanggil anak-anaknya untuk menghadap
beliau. Maka Sam AS segera datang menghadap, akan tetapi kedua saudaranya yaitu
Ham dan Yafits tidak muncul. Akibat ketidak patuhan Ham dan Yafits, Allah
menurunkan sanksi kepada mereka berdua. Yafits yang tidak datang karena lebih
memilih berdua dengan istrinya (berhubungan suami istri) menurunkan anak
bernama Sannaf. Kelak Sannaf mempunyai anak-anak yang lahirnya aneh. Mereka
lahir bersamaan dalam wujud kurang sempurna. Ukuran dan bobot masing-masing
juga berbeda. Ada yang fisiknya besar, sedangkan lainnya kecil. Bayi yang
tubuhnya besar terus tumbuh hingga melebihi ukuran normal (raksasa), sementara
yang bertubuh kecil ukurannya hanya sejengkal. Ada lagi bayi yang memiliki dua
telinga lebar. Saat tidur, bayi itu menggunakan satu telinganya untuk
alas dan memakai telinga yang lain untuk selimut. Anak-anak Sannaf inilah
yang di kemudian hari dikenal sebagai Ya’juj Ma’juj.
Selain rupanya yang ganjil, Ya’juj Ma’juj mempunyai nafsu
makan yang luar biasa besar. Bila mereka makan tanaman tertentu, maka tanaman
itu akan berhenti tumbuh sampai layu dan mati. Bila mereka minum air dari suatu
tempat, maka airnya tidak akan bertambah lagi. Banyak sumber air dan sungai
menjadi kering karena ulah mereka. Masyarakat di sekeliling mereka mesti harus
menanggung dampaknya yaitu krisis pangan dan air.
Lantaran keanehan-keanehan itu, masyarakat akhirnya mengucilkan
Ya’juj Ma’juj. Mereka lantas mengisolasi diri di sebuah celah gunung di tengah
komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya yakni bangsa Armenia,
Rusia, Slavia, Romawi dan Turk di wilayah-wilayah luas
seputar Laut Hitam. jika butuh makan dan minum, mereka keluar secara
serentak ke daerah-daerah yang masih belum tersentuh oleh mereka. Mereka mampu
menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih pendek. Bagi golongan
raksasa, mereka melangkah dengan jangkauan yang jauh lebih lebar dari manusia
normal. Sedangkan golongan liliput, mereka berjalan sangat cepat seperti
meluncur bersama angin lantaran bobot mereka yang sedemikian ringannya.
Ciri-ciri yang lain disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad yang
diperoleh dari Ibnu Harmalah. Sementara Ibnu Harmalah memperoleh dari
bibinya yang menyebutkan:
خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَاصِبٌ إِصْبَعَهُ مِنْ لَدْغَةِ عَقْرَبٍ فَقَالَ:
إِنَّكُمْ تَقُولُونَ لاَ عَدُوَّ وَإِنَّكُمْ لاَ تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ
عَدُوًّا حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ صِغَارُ
الْعُيُونِ شُهْبُ الشِّعَافِ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ
الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Baginda Rasulullah SAW berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut
karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada
musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya
Ya’juj dan Ma’juj. (Mereka itu) Lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada
warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi,
wajah-wajah mereka seperti perisai.” (HR. Ahmad)
Pada puncak keresahan masyarakat kala itu, Allah SWT mengutus Dzul
Qarnain AS untuk menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj. Menurut sejarawan muslim,
Dzul Qarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy
dari Daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M.). Kerajaannya disebut At-Tababi’ah.
Dijuluki Dzul Qarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang membentang
luas, mulai ujung tanduk matahari di barat sampai timur.
Menurut Ibnu Abbas RA, Dzul Qarnain adalah seorang raja yang shalih
dan suka mengembara. Ketika sampai di pegunungan antara Armenia dan
Azzarbaijan, ia membangun benteng atas permintaan penduduk setempat.
Fakta ini seperti yang tertera dalam surat Al-Kahfi ayat 94:
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ
يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا
عَلَىٰ أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
“Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj wa Ma`juj merusak di muka
bumi. Kami akan siapkan imbalan yang besar agar kiranya engkau membuatkan
benteng antara kami dengan mereka.”
Sesuai petunjuk Allah, Nabi Dzul Qarnain AS kemudian mengajak
masyarakat di sekitar lokasi tempat tinggal Ya’juj Ma’juj untuk bersama-sama
membuat dinding dari tembaga dan besi. Dinding itu akan menutup satu-satunya
lubang keluar-masuk kaum Ya’juj Ma’juj. Setelah rampung, Dzul Qarnain mengajak
masyarakat pindah ke tempat yang lebih layak huni.
Tembok yang diarsiteki Dzul Qarnain itu begitu kokoh. Allah SWT
berfirman:
فَمَا ٱسْطَٰعُوٓا۟ أَن يَظْهَرُوهُ وَمَا
ٱسْتَطَٰعُوا۟ لَهُۥ نَقْبًا
“Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula)
melubanginya.” (QS Al Kahfi: 97). Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Dzul Qarnain
AS bahwa dinding yang memagari Ya’juj Ma’juj akan terjaga dan baru akan terbuka
menjelang datangnya Hari Kiamat. Lokasi dinding itu gaib (tidak terlihat) oleh
mata manusia.
Dengan segala cara, Ya’juj Ma’juj yang telah terpenjara terus
berupaya membuka dinding logam itu. Mereka menjilatinya karena tahu bahwa benda
apa pun yang mereka sentuh dengan mulut mereka akan berhenti tumbuh, kering
atau tergerus. Cara ini membuat bagian-bagian dinding yang mereka sentuh
menjadi tipis.
Riwayat lain menyebutkan bahwa mereka terus berusaha mengikis
dinding besi itu pada siang hari. Saat matahari akan terbenam mereka berhasil
membuat dinding menjadi sangat tipis. Lalu pemimpin mereka berseru: “Besok kita
lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini.”
Keesokkan harinya ternyata dinding itu kembali seperti sedia kala atas kehendak
Allah. Mereka bingung, akan tetapi mereka bekerja kembali untuk membuat lubang.
Demikian kejadian ini terjadi berulang-ulang sampai Hari Kiamat. Untuk bertahan
hidup selama terkurung di balik dinding, Allah SWT menumbuhkan sejenis lumut
sebagai satu-satunya tumbuhan yang dapat terus tumbuh dan justru makin
bertambah banyak setiap kali dimakan oleh Ya’juj Ma’juj
Sumber: cahayanabawiy.com
Belum ada Komentar untuk "Terkuak Lokasi Tembok Besi Ya’juj Ma’juj Ada di Pegunungan Azerbaijan dan Armenia"
Posting Komentar