-->

Suamiku Ustadz Tahsinku


Setelah beberapa tahun ini aku sendiri (single), rasanya bukan hal aneh jika keinginan untuk segera menemukan pasangan hidup begitu menggebu-gebu di hatiku. Tapi, ya bagaimana lagi aku adalah seorang yang lumrahnya menunggu seorang pria menghampiriku untuk menjadikanku pasangan hidupnya lagi.

Memang benar, jika sekedar berapa pria yang hendak menjadikanku sebagai istrinya bukanlah hal sulit untuk aku temui. Namun yang jadi masalahnya, dari beberapa pria yang telah menawarkan diri tersebut, tak ada satu pun yang mampu menarik hatiku untuk bersamanya.

Pernah beberapa kali aku mencoba menjalin hubungan dengan salah seorang yang (menurutku) cukup serius untuk mengajakku menjalin komitmen dengannya. Tapi, setelah beberapa waktu berjalan bukan rasa nyaman dan sayang yang kurasakan. Justru perasaan bersalah yang selalu menemani hariku sewaktu masih dekat dengannya.

Bagaimana tidak, aku tak mungkin membiarkannya tambah menyukaiku sedang hatiku menuju orang lain. 

yap, aku sudah menyukai orang lain dan kabar buruknya orang yang kusuka justru tak membalas perasaanku.

Sebenarnya bukan tak membalas, hanya saja aku memang masih menyembunyikan perasaanku padanya. Tidak tanpa alasan, alasanku begitu besar untuk menahan perasaan dan keinginan besarku untuk bersamanya.

Salah satunya yaitu, aku hanya ingin pertemuanku dan pria pujaanku nantinya akan terasa begitu indah di waktu yang tepat. Dan untuk menunggu moment dan waktu itu tiba, aku akan selalu memohon pada Rabb.

Mungkin bagi mereka yang melihat sikapku ini akan menganggapku aneh. Sudah jelas-jelas nampak pria baik-baik yang cukup mapan dan dengan tampang lumayan menawarkan diri untukku, namun aku justru memilih untuk setia menunggu sebuah momen kebahagiaan yang sebenarnya belum jelas akan terjadi atau tidak.

Tapi yang harus kalian tahu, sejak pertama aku meninginkannya keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik selalu muncul dalam diriku. Dari sinilah, efek positif mencintainya sudah mulai kurasa.

Dan aku yakin, bahkan bila nanti pria yang kuinginkan menjadi jodoh wanita lain aku tak akan pernah menyesal pernah mencintainya.
Namun jika takdir berkata lain dan Tuhan mempertemukan aku dengannya, aku yakin bahwa dia akan menjadi ustadz tahsinku yang sesungguhnya.

Bahkan sejak belum berdampingan dengannya, lewat cintanya dia telah mengajarkanku banyak hal mulai dari belajar menunggu, berprasangka positif pada Allah, belajar memantaskan diri agar di sandingkan dengannya kelak hingga belajar ikhlas jika sewaktu-waktu ku tahu dia telah bersanding
dengan wanita lain. bahkan aku pun begitu yakin jika pembelajaran dari ustad tahsin idamanku akan semakin banyak ketika kita dipersatukan.

Dan ternyata, pembelajaran dari rasa ikhlas yang cukup sulit dipendam ini bukan dengan lantaran perkara seperti yang kubayangkan. Sebab Allah telah menganugerahkan rasa ikhlasku untuk ikhlas mengabdi padanya dan ikhlas meninggalkan kedua orang tuaku untuk bersamanya. 

Ya, melalui pertemuan singkat di sebuah acara pernikahan kami dipertemukan dan entah bagaimana dia pun menemukanku saat itu juga.



Belum ada Komentar untuk "Suamiku Ustadz Tahsinku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel