Suamiku Ustadz Tahsinku
Selasa, Agustus 22, 2017
Tambah Komentar
Setelah beberapa tahun ini aku sendiri (single),
rasanya bukan hal aneh jika keinginan untuk segera menemukan pasangan hidup
begitu menggebu-gebu di hatiku. Tapi, ya bagaimana lagi aku adalah seorang yang
lumrahnya menunggu seorang pria menghampiriku untuk menjadikanku pasangan
hidupnya lagi.
Memang benar, jika sekedar berapa pria yang
hendak menjadikanku sebagai istrinya bukanlah hal sulit untuk aku temui. Namun
yang jadi masalahnya, dari beberapa pria yang telah menawarkan diri tersebut,
tak ada satu pun yang mampu menarik hatiku untuk bersamanya.
Pernah beberapa kali aku mencoba menjalin
hubungan dengan salah seorang yang (menurutku) cukup serius untuk mengajakku
menjalin komitmen dengannya. Tapi, setelah beberapa waktu berjalan bukan rasa
nyaman dan sayang yang kurasakan. Justru perasaan bersalah yang selalu menemani
hariku sewaktu masih dekat dengannya.
Bagaimana tidak, aku tak mungkin membiarkannya
tambah menyukaiku sedang hatiku menuju orang lain.
yap, aku sudah menyukai
orang lain dan kabar buruknya orang yang kusuka justru tak membalas perasaanku.
Sebenarnya bukan tak membalas, hanya saja aku
memang masih menyembunyikan perasaanku padanya. Tidak tanpa alasan, alasanku
begitu besar untuk menahan perasaan dan keinginan besarku untuk bersamanya.
Salah satunya yaitu, aku hanya ingin pertemuanku
dan pria pujaanku nantinya akan terasa begitu indah di waktu yang tepat. Dan
untuk menunggu moment dan waktu itu tiba, aku akan selalu memohon pada Rabb.
Mungkin bagi mereka yang melihat sikapku ini akan
menganggapku aneh. Sudah jelas-jelas nampak pria baik-baik yang cukup mapan dan
dengan tampang lumayan menawarkan diri untukku, namun aku justru memilih untuk
setia menunggu sebuah momen kebahagiaan yang sebenarnya belum jelas akan
terjadi atau tidak.
Tapi yang harus kalian tahu, sejak pertama aku
meninginkannya keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik selalu muncul
dalam diriku. Dari sinilah, efek positif mencintainya sudah mulai kurasa.
Dan aku yakin, bahkan bila nanti pria yang
kuinginkan menjadi jodoh wanita lain aku tak akan pernah menyesal pernah
mencintainya.
Namun jika takdir berkata lain dan Tuhan
mempertemukan aku dengannya, aku yakin bahwa dia akan menjadi ustadz tahsinku
yang sesungguhnya.
Bahkan sejak belum berdampingan dengannya, lewat
cintanya dia telah mengajarkanku banyak hal mulai dari belajar menunggu, berprasangka
positif pada Allah, belajar memantaskan diri agar di sandingkan
dengannya kelak hingga belajar ikhlas jika sewaktu-waktu ku tahu dia
telah bersanding
dengan wanita lain. bahkan aku pun begitu yakin
jika pembelajaran dari ustad tahsin idamanku akan semakin banyak ketika kita
dipersatukan.
Dan ternyata, pembelajaran dari rasa ikhlas yang
cukup sulit dipendam ini bukan dengan lantaran perkara seperti yang
kubayangkan. Sebab Allah telah menganugerahkan rasa ikhlasku untuk
ikhlas
mengabdi padanya dan ikhlas meninggalkan kedua orang tuaku untuk bersamanya.
Ya, melalui pertemuan singkat di sebuah acara pernikahan kami dipertemukan dan
entah bagaimana dia pun menemukanku saat itu juga.
Belum ada Komentar untuk "Suamiku Ustadz Tahsinku"
Posting Komentar