-->

Imam Al-Ghazali: Tanda-tanda Orang Beribadah kepada Allah Penuh Cinta

Shabat Petuah yang dirahmati Allah, mungkin di antara kita ada yang mengaku mencintai Allah, Beribadah dengan penuh cinta kepadaNya. tetapi sesungguhnya masih tidak mengetahui apa sajakah tanda-tanda cinta padaNya?
Pertanyaan yang akan muncul bagaimana ciri-ciri atau tanda-tanda orang yang beribadah kepada Allah karena cinta kepada-Nya?
Dalam buku karyanya yang berjudul Ihya ‘Ulumuddin Imam Al-Ghazali membeberkan tanda-tanda cinta dan apabila dirangkum maka akan terdapat tiga tanda cinta.

Tanda Cinta Pertama
“Man ahabba syai’an ahabba Dzikrahu”
“Barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia senang untuk mengingat-ingatnya”.
tanda cinta yang pertama ialah apabila seseorang mencintai sesuatu maka ia akan terus mengingat apa yang disenanginya. Tidak ada yang lebih sering diingat kecuali apa yang disenanginya. 
Orang tua yang cinta kepada anaknya ia akan senan tiasa teringat dengan anaknya. Ketika hendak makan ia teringat dengan anaknya, apakah annaknya sudah makan atau belum. Orang tua akan sering sms ataupun telfon untuk memastikan apakah kondisi anaknya baik-baik saja.
 Sama halnya jika kita cinta kepada Allah SWT maka tanda cinta yang akan muncul adalah
“Man ahabballah ahabba Dzikrahu”
“Barang siapa yang mencintai Allah maka ia senang untuk mengingat-ingat-Nya”.
Orang yang cinta kepada Allah ia akan selalu ingat kepada-Nya kapan pun, dimana pun tempatnya dan dalam kondisi apapun. Setiap langkahnya dan setiap aktifitasnya tidak pernah luput dari dzikir kepada Allah, serta di dalam hatinya selalu ada Allah sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah dan selalu mengerjakan apa-apa yang diperintahkan Allah karena ia selalu merasa diawasi oleh Allah.
Tanda Cinta Kedua
“Man ahabba syai’an ahabba liqaahu”
“Barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia senang untuk menemuinya”.
Tanda cinta yang kedua adalah senang apabila bertemu dengan yang dicintainya. Ia tidak mengkin menghindari pertemuan dengan apa yang disenanginya. Ia tidak mungkin menunda pertemuan dengan yang disenanginya. Ia akan mendahulukan pertemuan dengan apa yang disenanginya dari pada yang lainnya. 
Contohnya saja ada seseorang yang senag sekali dengan mobil barunya, sebentar-sebentar menengok mobilnya dan tak sabar ingin mengendarainya.
 Begitu pula ketika seseorang mencintai orang lain maka ia akan senang apabila ia bertemu dengan yang dicintainya. Seharusnya inilah yang kita lakukan dalam beribadah kepada Allah sehingga ciri orang yang beribadah kepada Allah karea ia cinta kepada Allah adalah
“Man ahabballah ahabba liqooahu”
“Barang siapa yang mencintai Allah maka ia senang untuk menemui-Nya”.
Orang yang cinta kepada Allah maka ia akan senang ketika hendak bertemu dengan Allah. Ia akan bersegera untuk bertemu dengan Allah. Ia tidak akan menunda untuk bertemu dengan Allah dan ia akan mendahulukan bertemu dengan Allah dari pada bertemu dengan selain-Nya.
 Salah satu media bertemunya seorang hamba dengan sang pencipta adalah ketika shalat. Ketika terdengan suara “hayya ‘alassholaah…..”  maka ia akan bergegas untuk menemui yang dicintainya. Ia akan meninggakan segala aktifitasnya untuk melaksanakan sholat.
Dalam karyanya Ihya ‘Ulumuddin Imam Al-Ghazali mengisahkan kisah kekasih Allah yaitu kisah Nabi Ibrahim a.s ketika hendak wafat yang bersumber dari hadis yang termasyhur. Hadis ini menceritakan bahwa suatu ketika malak ul-maut, yakni Izrail, “Apakah engkau pernah melihat seorang Sahabat (Yang Dicintai) [maksudnya: Allah yang dicintai Ibrahim] mengambil nyawa sahabatnya (yang mencintai) [maksudnya: seorang hamba (Ibrahim) yang mencintai-Nya]?” Setelah itu, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Ibrahim,
 “Apakah engkau melihat seorang sahabat (yang mencintai) tidak suka bertemu dengan Sahabatnya (Yang Dicintai)?” Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepada malaikat Izrail, “Wahai malak ul-maut, sekarang cabutlah nyawaku.” Inilah gambaran seorang hamba, kekasih Allah rindu untuk bertemu dengan kekasihnya. (Ihya ‘Ulumuddin: Jilid 11/12)
Tanda Cinta Ketiga
“Man ahabba syai’an ahabba ma’ahu”
“Barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia senang untuk bersamanya”.
Ini adalah tanda cinta yang terakhir dan yang paling utama. Orang yang mencintai sesuatu ia akan senang dan rela untuk bersama dengan apa yang dicintainya, ia akan senang dan rela untuk berlama-lama dengan apa yang dicintainya. Ketika sedang bersama dengan yang dicintainya ia akan enggan terburu-buru ketika sedang bersama dengan apa yang dicintainya. 
Jika seseorang mencintai Allah maka ciri utamanya ialah
“Man ahabballah ahabba ma’ahu”
“Barang siapa yang mencintai Allah maka ia senang untuk bersama-Nya”.
Orang yang mencintai Allah ia tidak aka terburu-buru dalam beribadah kepada Allah. Contohnya ketika sholat, seseorang yang mencintai Allah ia akan tuma’ninah dalam sholatnya, tenang dalam setiap gerakan sholatya yang akan melahirkan kekhusyu’an. 
Ciri utama bagi orang yang senang berlama-lama dengan Allah ketika ia sholat adalah ia akan segera memulai untuk sholat namun ia tidak ingin segera untuk mengakhirinya. (Ihya ‘Ulumuddin: Jilid 11/86)
Inilah tiga tanda dari orang yang melakukan ibadah kepada Allah karena cintanya kepada Sang pencipta. Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa manusia akan rusak tanpa ilmu, ilmu tidak berguna tanpa amal, dan amal akan sia-sia tanpa ikhlas. 
Mudah-mudahan kita semua bisa mencapai tingkatan yang lebih tinggi dalam beribadah tentunya ibadah karena rasa cinta kita kepada Allah sehingga ibadah yang kita lakukan adalah ibadah yang ikhlas karena Allah SWT. Aamiiin.

Sumber: cyberdakwah.com

Belum ada Komentar untuk "Imam Al-Ghazali: Tanda-tanda Orang Beribadah kepada Allah Penuh Cinta"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel