Inilah Penjelasan Ilmiah Wanita yang Sedang Haid Dilarang Untuk Melaksanakan Shalat
Selasa, Juni 27, 2017
Tambah Komentar
Menstruasi atau haid atau datang
bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau
LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia,
hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara
usia remaja sampai menopause.
Dalam Islam, wanita
yang sedang mengalami haid dilarang untuk melaksanakan shalat. Beberapa pihak
menganggap larangan tersebut merupakan bukti bahwa wanita yang sedang haid
dalam keadaan kotor dan najis.
Anggapan ini merupakan pemikiran feminis dan tidak berdasar. Hal ini membuat wanita seperti dosa saat mereka mengalami siklus alami tubuh.
Anggapan ini merupakan pemikiran feminis dan tidak berdasar. Hal ini membuat wanita seperti dosa saat mereka mengalami siklus alami tubuh.
Padahal larangan melaksanakan shalat ketika
haid bertujuan untuk kesehatan wanita itu sendiri.
Islam berpandangan bahwa wanita yang sedang
haid tetap suci dan bersih layaknya wanita umum lainnya, yang kotor dan najis
adalah darah yang keluar saat haid, sehingga orang yang sedang haid tidak perlu
dijauhi.
Larangan Islam
terhadap wanita haid untuk melaksanakan shalat inipun mendapat tanggapan
miring.
Ada yang mengatakan
bahwa haid diciptakan baik adanya agar dapat mengetahui tingkat kesuburan dan
berguna untuk membersihkan darah dan tubuh.
Selain itu juga bisa
membersihkan area reproduksi dari berbagai bakteri, serta mengeluarkan
kelebihan zat besi dari dalam tubuh.
Jelas sekali tidak
ada Hubungannya dengan Shalat dan Puasa.
Namun ilmu pengetahuan dan teknologi menjawab hal itu.
Namun ilmu pengetahuan dan teknologi menjawab hal itu.
Haid sangat ada
hubungannya dengan kegiatan shalat yang diwajibkan dalam Islam. Allah SWT tidak
mungkin Melarang wanita untuk shalat dan tidak boleh Puasa tanpa
alasan.
Studi modern membuktikan bahwa gerakan shalat sama seperti olahraga sehingga dapat membahayakan wanita yang sedang haid.
Studi modern membuktikan bahwa gerakan shalat sama seperti olahraga sehingga dapat membahayakan wanita yang sedang haid.
Kegiatan ruku’ dan
sujud dalam shalat berbahaya karena akan meningkatkan peredaran darah ke rahim
yang akan dikeluarkan dalam bentuk darah menstruasi.
Semakin banyak
melakukan ruku dan sujud tentu saja Sel rahim dan indung telur ini akan semakin
banyak menyedot banyak darah dari sistem peredaran darah. Hasilnya banyak
darah mengalir ke rahimnya dan kehilangan darah yang terus menerus juga
mengakibatkan perempuan lebih gampang lelah, memiliki kadar emosi yang naik
turun.
Selain itu, wanita menjadi rentan terkena anemia dan kehilangan zat besi ketika sistem peredaran darah banyak mengalirkan darah ke rahim yang dikeluarkan menjadi darah menstruasi. Semakin banyak darah yang dikeluarkan, maka zat imunitasnya di tubuhnya akan hancur. Sebab sel darah putih berperan sebagai imun akan hilang melalui darah haid.
Jika seorang wanita shalat saat haid, maka ia akan kehilangan darah dalam jumlah banyak. Ini berarti akan kehilangan sel darah putih. Jika ini terjadi maka seluruh organ tubuhnya seperti limpa dan otak akan terserang penyakit.
Inilah hikmah besar di balik larangan syariat agar wanita haid untuk shalat hingga ia suci. Al-Quran dengan sangat cermat menyebut
Selain itu, wanita tidak dianjurkan untuk berpuasa demi menjaga asupan gizi makanan yang ada didalam tubuhnya dan kesehatan fisiknya disebabkan karena kehilangan banyak darah yang keluar membuatnya gampang Lelah, memiliki kadar emosi yang naik turun, serta rentan terkena anemia
Para medis menganjurkan agar ketika dalam keadaan haid, wanita banyak beristirahat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Agar darah dan logam (magnesium, zat besi) dalam tubuh yang berharga tidak terbuang percuma.
Selama masa Haid ini, seorang perempuan seharusnya lebih memperhatikan asupan gizi dan kondisi kesehatan fisiknya. Seperti makan makanan kaya zat besi (contohnya bayam, daging-dagingan, dan ati ampela), makanan tinggi protein (contohnya telur dan ikan), makanan tinggi serat (sayur berdaun dan buah-buahan), dan sumber vitamin C yang membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. Dalam kondisi tertentu, perempuan juga dianjurkan mengonsumsi tablet tambah darah yang kaya akan zat besi untuk membantu proses pembentukan darah dan mencegah anemia.
Nah, bisa dibayangkan kalau saja perempuan yang sedang Haid masih diwajibkan berpuasa, bakal banyak perempuan yang mengalami anemia kronis karena sepanjang hdupnya ia harus berpuasa disaat seharusnya ia membutuhkan asupan nutrisi dan zat besi yang cukup untuk kesehatan tubuhnya.
Nah sudah terjawab kan kenapa Islam begitu melarang wanita haid lakukan shalat dan berpuasa. Semoga artikel ini menambah keimianan dan terimakasih sudah membaca.
Selain itu, wanita menjadi rentan terkena anemia dan kehilangan zat besi ketika sistem peredaran darah banyak mengalirkan darah ke rahim yang dikeluarkan menjadi darah menstruasi. Semakin banyak darah yang dikeluarkan, maka zat imunitasnya di tubuhnya akan hancur. Sebab sel darah putih berperan sebagai imun akan hilang melalui darah haid.
Jika seorang wanita shalat saat haid, maka ia akan kehilangan darah dalam jumlah banyak. Ini berarti akan kehilangan sel darah putih. Jika ini terjadi maka seluruh organ tubuhnya seperti limpa dan otak akan terserang penyakit.
Inilah hikmah besar di balik larangan syariat agar wanita haid untuk shalat hingga ia suci. Al-Quran dengan sangat cermat menyebut
Selain itu, wanita tidak dianjurkan untuk berpuasa demi menjaga asupan gizi makanan yang ada didalam tubuhnya dan kesehatan fisiknya disebabkan karena kehilangan banyak darah yang keluar membuatnya gampang Lelah, memiliki kadar emosi yang naik turun, serta rentan terkena anemia
Para medis menganjurkan agar ketika dalam keadaan haid, wanita banyak beristirahat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Agar darah dan logam (magnesium, zat besi) dalam tubuh yang berharga tidak terbuang percuma.
Selama masa Haid ini, seorang perempuan seharusnya lebih memperhatikan asupan gizi dan kondisi kesehatan fisiknya. Seperti makan makanan kaya zat besi (contohnya bayam, daging-dagingan, dan ati ampela), makanan tinggi protein (contohnya telur dan ikan), makanan tinggi serat (sayur berdaun dan buah-buahan), dan sumber vitamin C yang membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. Dalam kondisi tertentu, perempuan juga dianjurkan mengonsumsi tablet tambah darah yang kaya akan zat besi untuk membantu proses pembentukan darah dan mencegah anemia.
Nah, bisa dibayangkan kalau saja perempuan yang sedang Haid masih diwajibkan berpuasa, bakal banyak perempuan yang mengalami anemia kronis karena sepanjang hdupnya ia harus berpuasa disaat seharusnya ia membutuhkan asupan nutrisi dan zat besi yang cukup untuk kesehatan tubuhnya.
Nah sudah terjawab kan kenapa Islam begitu melarang wanita haid lakukan shalat dan berpuasa. Semoga artikel ini menambah keimianan dan terimakasih sudah membaca.
Sumber: serambinews.com
Belum ada Komentar untuk "Inilah Penjelasan Ilmiah Wanita yang Sedang Haid Dilarang Untuk Melaksanakan Shalat"
Posting Komentar