-->

TERJEMAHAN IHYA 'ULUMUDDIN Bagian02: KEUTAMAAN ILMU DAN ORANG MENUNTUT ILMU BESERTA DALIL-DALILNYA

terjemahan ihya 'ulumuddin
Dan Nabi saw bersabda : “Kelebihan orang ‘alim atas orang ahli ibadah seperti ke utamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang-bintang”. ( HR. Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Hibban No. 88. Dan itu sepotong Dari hadits Abu Darda' terdahulu)


وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ على سائر الكواكب
Dan Nabi saw bersabda : “ Tiga golongan yang akan memberi syafa'at kelak di hari kiamat yaitu para Nabi, kemudian Para Ulama' kemudian para syuhada”. ( HR. Ibnu Majah Dari 'Utsman Bin 'Affan. Dengan Sanad Dha'if)

وقال صلى الله عليه وسلم :  يشفع يوم القيامة ثلاثة الأنبياء ثم العلماء ثم الشهداء
Beliau membesarkan derajat ilmu dengan mengiringi derajat kenabian dan diatas syuhada pada hal terdapat hadits mengenai ke utamaan mati syahid.

فأعظم بمرتبة هي تلو النبوة وفوق الشهادة مع ما ورد في فضل الشهادة
Beliau bersabda: “Tidaklah Allah SWT disembah dengan sesuatu yang lebih utama daripada pemahaman terhadap agama. Sungguh satu orang faqih itu lebih berat bagi syetan dari pada seribu orang ahli ibadah. Dan Setiap sesuatu itu mempunyai tiang dan tiangnya agama ini adalah memahami ilmu fiqh”. ([ HR. Ath-Thabrani dalam Kitab Al-Ausat Halaman 6166, dari Abu Hurairah, dan Tirmidzi No. 2681 dan Ibnu Majah No. 222, dari Ibnu 'Abbas. Dengan Sanad Dha'if )
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  ما عبد الله تعالى بشيء أفضل من فقه في الدين ولفقيه واحد أشد على الشيطان من ألف عابد ولكل شيء عماد وعماد هذا الدين الفقه.


Dan Nabi saw bersabda : “Sebaik-naik agama kalian adalah yang termudahnya. Dan sebaik-baik ibadah adalah memahami ilmu fiqh(pemahaman)” ( HR. Ibnu Abdil Barr, dari 'Anas, dengan Sanad Dha'if. Dan Imam Ahmad Juz 3 Halaman 479, dari Mihjan Bin Al-Adra', dengan sanad Jayyid. Dan Ath-Thabrani, dari Ibnu Amr, dengan sanad Dha'if )

وقال صلى الله عليه وسلم : { خير دينكم أيسره وخير العبادة الفقه
Nabi saw bersabda : “Keutamaan orang mukmin yang berilmu atas orang mukmin yang ahli ibadah adalah dengan tujuh puluh derajat”. ( HR. Ibnu 'Adiy, dari Abu Hurairah, dengan Sanad yang lemah )


وقال صلى الله عليه وسلم :  فضل المؤمن العالم على المؤمن العابد بسبعين درجة
Dan Nabi saw bersabda :  “Sesungguhnya kalian akan hidup dalam zaman yang banyak ahli fighnya, sedikit ahli qurra’(ahli baca Al-Qur'an) dan penceramahnya, sedikit orang yang meminta-minta(bertanya) dan banyak orang yang memberinya.  Amal padanya adalah lebih baik dari pada ilmu. Dan akan datang atas manusia suatu masa yang sedikit ahli fiqhnya, yang banyak penceramahnya, sedikit orang yang memberinya, banyak orang yang meminta-minta. maka ilmu di dalamnya lebih baik dari pada perbuatan”. ( HR. Ath-Thabrani, dari Hizam Bin Hakim dari pamanya, ada yang mengatakan dari ayahnya,  dengan Sanad Dha'if)
وقال صلى الله عليه وسلم :  إنكم أصبحتم في زمن كثير فقهاؤه قليل قراؤه وخطباؤه قليل سائلوه كثير معطوه العمل فيه خير من العلم وسيأتي على الناس زمان قليل فقهاؤه كثير خطباؤه قليل معطوه كثير سائلوه العلم فيه خير من العمل .

Dan Nabi saw bersabda : “Antara orang yang ‘alim dan orang yang ahli ibadah adalah seratus derajat diantara setiap dua derajat seperti pacuan kuda yang lari selama tujuh puluh tahun”. (HR. Al-Ashfahani, dari Ibnu 'Umar, dengan Sanad Dha'if)

وقال صلى الله عليه وسلم : بين العالم والعابد مائة درجة بين كل درجتين حضر الجواد المضمر سبعين سنة
Ditanya : “Wahai Rasulullah, apa saja amalan yang lebih utama? “ Beliaupun bersabda: “ Ilmu tentang Allah 'Azza Wajallah , lalu orang itu bertanya lagi: “Ilmu apa yang engkau kehendaki  ya rasul? Lalu dikatakan kepadanya : “kami bertanya mengenai amal sedangkan engkau menjawab mengenai ilmu”. Maka beliau SAW bersabda: “Sesungguhnya amal sedikit disertai ilmu tentang Allah itu berguna dan banyaknya amal serta bodoh mengenai Allah itu tidak berguna”. ( HR. Ibnu Abdil Barr, dari Anas, dengan Sanad Dha'if)
وقيل يا رسول الله : أي الأعمال أفضل، فقال : العلم بالله عز وجل فقيل،  أي العلم تريد، قال صلى الله عليه وسلم : العلم بالله سبحانه،  فقيل له : نسأل عن العمل وتجيب عن العلم، فقال صلى الله عليه وسلم : إن قليل العمل ينفع مع العلم بالله وإن كثير العمل لا ينفع مع الجهل بالله }.

Dan Nabi saw bersabda : “Allah Subhanahu Wa Ta'ala membangkit hamba-hamba-Nya pada hari qiamat, kemudian membangkit para Ulama', kemudian Allah berfirman : “Wahai golongan orang-orang berilmu,  sesungguhnya aku tidak meletakkan ilmu-Ku dalam diri padamu, kecuali karena Aku mengetahui tentang kamu , dan Aku letakkan ilmuKu padamu agar Aku tidak menyiksamu, pergilah ! Aku telah memberi apunan kepadamu”. (HR. Ath-Thabrani No. 592, dari Abi Musa Al-Asy'ari, dengan Sanad Dha'if)

وقال صلى الله عليه وسلم :  يبعث الله سبحانه العباد يوم القيامة ثم يبعث العلماء ثم يقول : يا معشر العلماء إني لم أضع علمي فيكم إلا لعلمي بكم ولم أضع علمي فيكم لأعذبكم اذهبوا فقد غفرت لكم  
Kita mohonkan kepada Allah akan kesudahan yang baik

نسأل الله حسن الخاتمة
Dan adapun atsar(kata sahabat), maka  'Ali Bin Abi Thalib ra berkata kepada Kumail: “Wahai kumail, ilmu itu lebih baik dari pada harta, karena ilmu akan menjagamu,  sedangkan kamu menjaga harta. Dan ilmu adalah hakim sedangkan harta adalah yang dihakimi dan harta akan berkurang dengan diblanjakan, sedangkan ilmu menjadi berkembang dengan diinfaq(diberikan kepda orang lain)

وأما الآثار فقد قال عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لكميل :  يا كميل العلم خير من المال العلم يحرسك وأنت تحرس المال والعلم حاكم والمال محكوم عليه والمال تنقصه النفقة والعلم يزكو بالإنفاق 
Dan 'Ali ra juga berkata: “orang yang ‘Alim itu lebih utama dari pada orang yang berpuasa dan shalat(shalat malam) dan berjihad.  Jika seorang ‘Alim meninggal, maka berlobanglah dalam islam dengan suatu lobang yang tidak bisa di tutup kecuali ada pengganti darinya”.


وقال علي أيضاً رضي الله عنه :  العالم أفضل من الصائم القائم المجاهد وإذا مات العالم ثلم في الإسلام ثلمة لا يسدها إلا خلف منه
Dan 'Ali ra berkata dalam Sya'irnya :
وقال عال رضي الله عنه نظماً
“Tidak ada kebanggaan kecuali bagi ahli ilmu, sesungghnya mereka diatas pentunjuk,  dan mereka penunjuk orang yang minta petunjuk.
مَا الفَخْرُ إلا لِأَهْلِ العلمِ إنهم * على الهُدى لِمَنْ استَهدَى أَدِلّاءُ

Nilai setiap orang adalah sesuatu yang menjadikannya baik, sedangkan orang-orang bodoh itu musuh ahli ilmu.

وقَدْرُ كُلُّ امْرِىءِ ما كان يَحُسْنُهُ * والجاهلون لأهل العلم أعْداءُ
Maka carilah kemenangan kamu dengan ilmu, dengan ilmu itu kamu akan hidup  selamanya, manusia itu mati, sedangkan ahli ilmu itu hidup”.

فَفُزْ بعلم تَعِشْ حَيّاً بِه أَبَداً * الناسُ مَوْتَى وأهْلُ العلم أَحْياءُ
Dan Abu Aswad berkata : “Tidak ada sesuatu yang lebih utama daripada ilmu, para raja itu memerintah manusia(org kebanyakan) sedangkan para ahli ilmu itu memerintahkan para raja”.

وقال أبو الأسود :  ليس شيء أعز من العلم الملوك حكام على الناس والعلماء حكام على الملوك
Dan Ibnu 'Abbas ra berkata: “Sulaiman bin Dawud as disuruh memilih antara ilmu, harta dan kerajaan maka beliau memilih ilmu, lalu beliau diberi harta dan kekayaan”.

وقال ابن عباس رضي الله عنهما : خير سليمان بن داود عليهما السلام بين العلم والمال والملك فاختار العلم فأعطي المال والملك معه
Ditanyakan kepada Ibnu Mubarak: “Siapa manusia itu” ia menjawab: para alim ulama”. Ditanya lagi: “Siapakah raja-raja itu?”. Ia menjawab: “Orang-orang yang zuhud”. Ditanya lagi. “Siapa orang yang hina itu? Ia menjawab: “ Mereka yang memakan di dunia dengan agama”.

وسئل ابن المبارك، من الناس ؟ فقال : العلماء، قيل : فمن الملوك ؟ قال :  الزهاد، قيل : فمن السفلة ؟ قال : الذين يأكلون الدنيا بالدين
Dan Ibnu Mubarak tidak memasukkan orang yang tidak berilmu ke golongan manusia karena sesungguhnya kekhususan  yang membedakan manusia terhadap seluruh hewan adalah ilmu. Maka manusia adalah manusia yang menjadi mulia karena ilmu. Kemuliaan itu bukan kerana kekuatan diri manusia itu sendiri karena unta itu lebih kuat daripadanya. Dan bukan karena besarnya, karena gajah itu lebih besar daripadanya, dan bukan karena beraninya karena binatang buas itu lebih barani dari padanya. Bukan karena  makannya karena lembu itu lebih besar perutnya daripada perutnya. Dan bukan karena bersetubuh daripadanya. Bahkan manusia itu tidak dijadikan(diciptakan) kecuali karena ilmu.

ولم يجعل غير العالم من الناس لأن الخاصية التي يتميز بها الناس عن سائر البهائم هو العلم، فالإنسان إنسان بما هو شريف لأجله وليس ذلك بقوة شخصه. فإن الجمل أقوى منه ولا بعظمه، فإن الفيل أعظم منه ولا بشجاعته، فإن السبع أشجع منه ولا بأكله، فإن الثور أوسع بطناً منه ولا ليجامع، فإن أخس العصافير أقوى على السفاد منه بل لم يخلق إلا للعلم.
Dan sebagian Ulama' berkata: “Wahai kiranya, apakah yang diperoleh oleh orang yang tidak memiliki ilmu, dan apakah yang diperoleh oleh orang yang memiliki ilmu?”

وقال بعض العلماء :  ليت شعري أي شيء أدرك من فاته العلم وأي شيء فاته من أدرك العلم
Dan Nabi saw bersabda : “Barangsiapa yang di hadiahkan kepadanya Al-Qur'an, lalu ia memandang bahwa ada sesorang yang diberi sesuatu yang lebih baik dari pada-nya maka maka sungguh ia telah menghina apa yang di agungkan Allah Ta'ala.

وقال عليه الصلاة والسلام : { من أوتي القرآن فرأى أن أحداً أوتي خيراً منه فقد حقر ما عظم الله تعالى
Dan Fathul Muashuli berkata: “Bukankah orang sakit, jika di larang makan dan minum dan berobat, maka ia akan mati ? mereka(orang-oranag) menjawab:  Ya, ia berkata : demikian juga hati, jika dicegah dari padanya Hikmah dan Ilmu selama tiga hari, maka hati itu akan mati”. Ia benar karena  makanan hati adalah ilmu dan Hikmah, dan dengan keduanya hidupnya hati, sebagaimana untuk makanan tubuh adalah makanan.
Dan barangsiapa yang kehilangan ilmu, maka hatinya akan sakit dan kemtiannya itu pasti. tetapi dia tidak merasakannya, karena cinta da sibuk dengan dunia, dunia itu mematikan persaannya sebagaimana jika seseorang telah dikuasai rasa takut, sungguh menghapus rasa nyeri jika luka, meskipun luka itu masih ada

Apabila kematian telah menghilangkan bebanan-bebanan dunia maka ia merasa kebinasaannya dan ia menyesal dagan sesalan yang besar namun sesalan itu tidak berguna baginya. Itu seperti perasaan orang yang aman dari takutnya, dan orang yang sadar dari mabuknya terhadap luka-luka yang dideritanya dlam keadaan mabuknya atau dalam keadaan takutnya. Maka kita mohon perlindungan pada Allah dari hari dibukanya tutup tubuhnya. Sesungguhnya manusia itu tidur, maka jika mereka mati, mereka akan bangun dari tidurnya.

وَقَالَ فتح الموصلي رَحِمَهُ اللَّهُ : { أَلَيْسَ الْمَرِيضُ إِذَا مُنِعَ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ وَالدَّوَاءَ يَمُوتُ ؟ قَالُوا : بَلَى، قَالَ : كَذَلِكَ الْقَلْبُ إِذَا مُنِعَ عَنْهُ الْحِكْمَةُ وَالْعِلْمُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ يَمُوتُ وَلَقَدْ صَدَقَ فَإِنَّ غِذَاءَ الْقَلْبِ الْعِلْمُ وَالْحِكْمَةُ وَبِهِمَا حَيَاتُهُ كَمَا أَنَّ غِذَاءَ الْجَسَدِ الطَّعَامُ وَمَنْ فَقَدَ الْعِلْمَ فَقَلْبُهُ مَرِيضٌ وَمَوْتُهُ لَازِمٌ وَلَكِنَّهُ لَا يشعر به إذ حب الدنيا وشغله بها أبطل إحساسه كما أن غلبة الخوف قد تبطل ألم الجراح في الحال وإن كان واقعاً








 فإذا حط
الموت عنه أعباء الدنيا أحسن بهلاكه وتحسر تحسراً عظيماً، ثم لا ينفعه وذلك كإحساس الآمن خوفه والمفيق من سكره بما أصابه من الجراحات في حالة السكر أو الخوف فَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ يَوْمِ كَشْفِ الْغِطَاءِ فَإِنَّ الناس نيام فإذا ماتوا انتبهوا
Dan Al-Hasan ra berkata : “Tinta orang yang berilmu ditimbang dengan darah para syuhada' maka akan mengungguli tinta orang yang berilmu dibandingkan dengan darah para syuhada'


وقال الحسن رحمه الله :  يوزن مداد العلماء بدم الشهداء فيرجح مداد العلماء بدم الشهداء
Dan Ibnu Mas'ud berkata : “Wajib atas kalian mencari ilmu, sebelum ilmu itu diangkat,  sedangkan diangkatnya ilmu adalah dengan kematian perawinya, Demi Allah yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya orang-orang yang terebunuh dijalan Allah sebagai syuhada itu senang dibangkitkan oleh Allah sebagai ulama karena kemuliaan ulama yang mereka lihat. sesungguhnya tidak seorangpun yang di lahirkan dalam keadaan berilmu. Maka sesungguhnya orang yang berilmu itu dengan belajar.
وَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ :  عَلَيْكُمْ بِالْعِلْمِ قَبْلَ أَنْ يُرْفَعَ وَرَفْعُهُ مَوْتُ رُوَاتِهِ فوالذي نفسي بيده ليودن رجال قتلوا في سبيل الله شهداء أن يبعثهم الله علماء لما يرون من كرامتهم فإن أَحَدًا لَمْ يُولَدْ عَالِمًا وَإِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ .

Dan Ibnu 'Abbas berkata : “Bertukar pikiran tentang ilmu di sebagian malam, lebih saya sukai daripada menghidupkan malam itu(dengan sholat dan sebagainya=pen).
Demikian juga dari Abu Hurairah ra dan Ahmad bin hambal ra
وقال ابن عباس رضي الله عنهما :  تذاكر العلم بعض ليلة أحب
إلي من إحيائها وكذلك عن أبي هريرة رضي الله عنه وأحمد بن حنبل رحمة الله
Dan Al-Hasan berkata mengenai Firman Allah Ta'ala : “Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan  di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka. Sesungguhnya kebaikan di dunia itu adalah ilmu sedangkan kebaikan di akhirat adalah surga.

وقال الحسن في قوله تعالى :  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حسنة . إن الحسنة في الدنيا هي العلم والعبادة وفي الآخرة هي الجنة
Ditanyakan kepada sebagian hukama' : “Barang apakah yang selalu mengikuti (pemiliknya)?”
ia berkata : “Barang yang jika perahumu tenggelam, maka kamu berenang bersamanya, yaitu ilmu”.
Dan ada yang mengatakan bahwa maksud dengan tenggelamnya kapal adalah hancurnya badan karena mati.

وقيل لبعض الحكماء :  أي الأشياء تقتنى، قال : الأشياء التي إذا غرقت سفينتك سبحت معك يعني العلم وقيل أراد بغرق السفينة هلاك بدنه بالموت
Dan sebagian mereka berkata : “Barangsiapa yang mengambil hikmah(ilmu)sebagai kendali, maka manusia itu mengambilnya sebagai pemimpin. Dan barangsiapa mengetahui hikmah maka ia dipandang  oleh semua mata dengan penghormatan”


وقال بعضهم :  من اتخذ الحكمة لجاماً اتخذه الناس إماماً ومن عرف بالحكمة لاحظته العيون بالوقار 
Imam Syafi’i ra berkata: “Termasuk kemulian ilmu adalah setiap orang yang dikatakan berilmu meskipun dalam seauatu yang rendah, dia akan bahagia dan barangsiapa yang di angkat darinya, maka dia bersedih”.

وقال الشافعي رحمة الله عليه :  من شرف العلم أن كل من نسب إليه ولو في شيء حقير فرح ومن رفع عنه حزن
Dan 'Umar berkata : wahai manusia, wajib atas kalian berilmu. Sesungguhnya AllahnSubhanahu Wa Ta'ala mempunyai selendang yang di kasihi-Nya. Maka barang siapa yang menuntut satu bab dari ilmu, maka Allah Azza Wa Jallah menyelendanginya dengan selendang-Nya, maka jika ia melakukan kesalahan dosa, maka ia segera meminta ampunannya sebanyak tiga kali agar tidak dirampas selendangnya itu walaupun kamu berkepanjangan dengannya dosa itu sehingga mati.

وقال عمر رضي الله عنه :  يا أيها الناس عليكم بالعلم فإن لله سبحانه رداء يحبه فمن طلب باباً من العلم رداه الله عز وجل بردائه فإن أذنب ذنباً استعتبه ثلاث مرات لئلا يسلبه رداءه ذلك وإن تطاول به ذلك الذنب حتى يموت 
Dan Al-Ahnaf ra berkta : “Hampir orang yang berilmu, untuk menjadi Tuhan mereka dan setiap kemuliaan yang tidak memperkuat dengan ilmu maka sampai takdirnya menjadi hina".

وقال الأحنف رحمه الله :  كاد العلماء أن يكونوا أرباباً وكل عز لم يوطد بعلم فإلى ذل مصيره
Dan Salim Bin Abil Ja'ad berkata : “Tuanku membeliku  dengan tida ratus dirham dan ia memerdekakanku, lalu aku berkata : “Dengan apakah aku bekerja?”.  Maka aku bekerja dengan ilmu, maka aku tidak sempurna setahun sehingga ia mendatangiku seorang amir kota madinah dalam kunjungan, maka aku tidak mengizinkan masuk kepadanya
وقال سالم بن أبي الجعد : اشتراني مولاي بثلثمائة درهم وأعتقني فقلت : بأي شيء أحترف ؟ فاحترفت بالعلم فما تمت لي سنة حتى أتاني أمير المدينة زائراً فلم آذن له

Dan Az-Zubair bin Abi Bakar berkata : “Ayahku di Iraq menulis surat kepadaku, wajib atasmu berilmu. Jika kamu miskin maka ilmu itu menjadi hartamu. Dan jika kamu kaya maka ilmu itu menjadi keindahan bagimu."

وقال الزبير بن أبي بكر : كتب إلي أبي بالعراق عليك بالعلم فإنك إن افتقرت كان لك مالاً وإن استغنيت كان لك جمالاً
Demikian itu dihikayahkan juga dalam wasiat lukman kepada anaknya, lukman berkata : 

“Hai anakku, duduklah dengan orang yang berilmu dan dekatilah mereka dengan kedua lututmu karena sesungguhnya Allah akan menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana apa yang hidup di bumi dengan hujan dari langit”.

وحكى : ذلك في وصايا لقمان لابنه، قال : يَا بُنَيَّ جَالِسِ الْعُلَمَاءَ وَزَاحِمْهُمْ بِرُكْبَتَيْكَ فَإِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ يُحْيِي الْقُلُوبَ بِنُورِ الْحِكْمَةِ كَمَا يحيي الأرض بوابل السماء .
Sebagian Hukama' berkata : “Apabila orang ‘alim meninggal, maka ia di tangisi oleh ikan dia air, dan oleh burung di udara, ia hilang tetapi sebutannya  tidak di lupakan penyebutannya".


وقال بعض الحكماء : إذا مات العالم بكاه الحوت في الماء والطير في الهواء ويفقد وجهه ولا ينسى ذكره
 Az-Zuhri ra berkata : “Ilmu itu jantan,  dan tidak mencintainya kecuali orang laki-laki yang jantan.


Referensi: Ihya 'Ulumuddin, hal 18-20 cet bairut
وقال الزهري رحمه الله : العلم ذكر ولا تحبه إلا ذكران الرجال

Belum ada Komentar untuk "TERJEMAHAN IHYA 'ULUMUDDIN Bagian02: KEUTAMAAN ILMU DAN ORANG MENUNTUT ILMU BESERTA DALIL-DALILNYA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel