Masih Mengutamakan Istri Daripada Ibu? Mohon Baca Kisah Nyata Ini!! Tolong Sebarkan
Rabu, Juni 21, 2017
Tambah Komentar
Di zaman Rasulullah
ada seorang pemuda, Alqamah namanya. Dalam kesehariannya dia tidak pernah
meninggalkan majelis Rasulullah saw. Dia sangat rajin beribadah, tepat waktu,
juga sangat jujur dalam segala dagangannya.
Cuma satu yang sangat
disayangkan, dia lebih mementing kehidupan bersama istrinya ketimbang dengan
ibunya. Sama sekali dia tidak memperdulikan keadaan ibunya hingga ibunya sangat
marah padanya.
Alqamah
Jatuh sakit
Pada suatu ketika Alqamah
jatuh sakit yang teramat parah, para sahabat yang melihat hal tersebut berucap
Alqamah sedang mengalami sakratul maut hingga salah seorang sahabatnya
menuntunnya mengucapkan kalimat syahadat, yang mengherankan adalah dia orangnya
rajin beribadah tetapi ia tidak mampu mengucapkan kalimah syahadah. Kejadian
ini kemudian menjadi viral dan langsung disampaikan
kepada Rasulullah saw.
“Ya Rasulullah, Alqamah tidak dapat mengucapkan kalimat syahadat padahal ia sekarang sedang sekarat,” lapor para sahabatnya.
“Ya Rasulullah, Alqamah tidak dapat mengucapkan kalimat syahadat padahal ia sekarang sedang sekarat,” lapor para sahabatnya.
Rasulullah saw
segera pergi menengok Alqamah, beliau sendiri kemudian menuntun Alqamah
mengucapkan kalimat syahadah, namun Alqamah tidak bisa mengucapkannya.
Permasalahan Alqamah ini menjadi besar, karena Rasulullah sendiri tidak mampu
menuntunnya mengucapkan kalimat tauhid. “Beritahu kami, bagaimana keadaan
suamimu dan bagaimana amalnya?” Tanya Rasulullah saw kepada istri Alqamah.
“Ya Rasulullah, semua amalnya baik kecuali satu hal,” jawabnya.
“Hal apakah itu?” Tanya Rasul
“Demi cintanya kepadaku ia memutuskan hubungan dengan ibunya.”
“Nah, jelaslah sekarang. Itulah yang menyebabkan ia tidak dapat mengucapkan syahadat,“ kata Rasulullah saw.
Rasulullah saw kemudian berkata; temuilah ibu Alqamah dan aku titipkan salamKu untuknya dan tanyakan padanya apakah ia mau datang kepadaku atau aku yang datang mengunjunginya.”
“Diriku sebagai tebusan beliau, aku lebih berhak mengunjunginya,” jawab ibu Alqamah.
“sekarang iniRasulullah berada di rumah Alqamah,” kata sahabat itu.
Ibu Alqamah kemudian bergegas dan pergi ke rumah anaknya.
Pinta Rasulullah saw kepada sang ibu “Maafkan anakmu ,”.kasian dia
“Tidak ya Rasulullah, aku tidak bisa memaafkannya. Luka hatiku ini terlalu dalam. Karena Alqamah lebih mementingkan istrinya dibandiingkan dengan aku yang menjadi ibunya. Alqamah telah menyakitiku. Ia berani menentangku demi untuk menuruti keinginan dari istrinya”. Tidak, aku tidak bisa memaafkannya,” kata sang ibu.
Rasulullah membujuk ibu ini agar mau meridhoi anaknya, tetapi tidak berhasil. Beliau kemudian menemukan siasat.
“Kumpulkanlah kayu,” perintah Rasulullah kepada para sahabtanya. Tak berapa lama, terkumpullah kayu dalam jumlah besar. Beliau kemudian memerintahkan untuk membakar timbunan kayu itu.
Melihat api yang menjilat-jilat, sang ibu bertanya, ”Ya Rasulullah, apa ngerangan yang hendak engkau lakukan dengan api itu?”
“Kami akan melemparkan Alqamah ke dalamnya.”
“Anakku, buah hatiku akan engkau bakar kedalam nya?” jerit ibu Alqomah.
“Jika ibu tidak bisa memaafkan, Allah akan membakarnya dengan api akhirat yang jauh lebih ngeri dan dahsyat.”
Menyadari hal ini, sang ibu akhirnya berkata, “Ya Rasulullah, sekarang aku maafkan dia.”
Rasulullah saw kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Tengoklah Alqamah! Bagaimana keadaanya?”
Mereka segera bergegas ke dalam rumah Alqamah. Dan dari balik dinding, mereka mendengar Alqamah sudah bisa mengucapkan kalimat syahadat.
Para pembaca sekalian
“Ya Rasulullah, semua amalnya baik kecuali satu hal,” jawabnya.
“Hal apakah itu?” Tanya Rasul
“Demi cintanya kepadaku ia memutuskan hubungan dengan ibunya.”
“Nah, jelaslah sekarang. Itulah yang menyebabkan ia tidak dapat mengucapkan syahadat,“ kata Rasulullah saw.
Rasulullah saw kemudian berkata; temuilah ibu Alqamah dan aku titipkan salamKu untuknya dan tanyakan padanya apakah ia mau datang kepadaku atau aku yang datang mengunjunginya.”
“Diriku sebagai tebusan beliau, aku lebih berhak mengunjunginya,” jawab ibu Alqamah.
“sekarang iniRasulullah berada di rumah Alqamah,” kata sahabat itu.
Ibu Alqamah kemudian bergegas dan pergi ke rumah anaknya.
Pinta Rasulullah saw kepada sang ibu “Maafkan anakmu ,”.kasian dia
“Tidak ya Rasulullah, aku tidak bisa memaafkannya. Luka hatiku ini terlalu dalam. Karena Alqamah lebih mementingkan istrinya dibandiingkan dengan aku yang menjadi ibunya. Alqamah telah menyakitiku. Ia berani menentangku demi untuk menuruti keinginan dari istrinya”. Tidak, aku tidak bisa memaafkannya,” kata sang ibu.
Rasulullah membujuk ibu ini agar mau meridhoi anaknya, tetapi tidak berhasil. Beliau kemudian menemukan siasat.
“Kumpulkanlah kayu,” perintah Rasulullah kepada para sahabtanya. Tak berapa lama, terkumpullah kayu dalam jumlah besar. Beliau kemudian memerintahkan untuk membakar timbunan kayu itu.
Melihat api yang menjilat-jilat, sang ibu bertanya, ”Ya Rasulullah, apa ngerangan yang hendak engkau lakukan dengan api itu?”
“Kami akan melemparkan Alqamah ke dalamnya.”
“Anakku, buah hatiku akan engkau bakar kedalam nya?” jerit ibu Alqomah.
“Jika ibu tidak bisa memaafkan, Allah akan membakarnya dengan api akhirat yang jauh lebih ngeri dan dahsyat.”
Menyadari hal ini, sang ibu akhirnya berkata, “Ya Rasulullah, sekarang aku maafkan dia.”
Rasulullah saw kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Tengoklah Alqamah! Bagaimana keadaanya?”
Mereka segera bergegas ke dalam rumah Alqamah. Dan dari balik dinding, mereka mendengar Alqamah sudah bisa mengucapkan kalimat syahadat.
Para pembaca sekalian
Janganlah kamu durhaka
kepada kedua orang tuamu hanya karena dengan memperturutkan segala kemauan istrimu. Tiada
dosa yang lebih berat dan lebih cepat siksanya di dunia dan akhirat melebihi
durhaka kepada kedua orang tua. Sedangkan berbakti kepada kedua orang tua
adalah suatu kewajiban bagi setiap anak. Karena itu, berbaktilah kepada mereka.
Janganlah durhaka atau memutuskan hubungan silaturahmi dengan mereka.
Berbaktilah kepada keduanya, baik semasa hidup
maupun sepeninggal mereka dengan cara menghadiahi mereka bacaan Al-Qur’an
dan do’a do’a.
Belum ada Komentar untuk "Masih Mengutamakan Istri Daripada Ibu? Mohon Baca Kisah Nyata Ini!! Tolong Sebarkan"
Posting Komentar