-->

Merayakan Maulid, Bukti Umat Merindui Rasulullah

Ketika memasuki bulan Rabiul Awal, umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara, baik dengan cara yang sederhana maupun dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan shalawat, barzanji dan pengajian ¬pengajian di isi dalam ceramah-ceramah yang mengisahkan sejarah Nabi SAW menghiasi hari-hari bulan ini.

Dengan seiring berjalannya waktu, hingga sekarang momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW ini setiap tahun sering diperingati oleh umat muslim di seluhur penjuru dunia. Mungkin diantara kalian bertanya untuk apa peringatan Maulid Nabi tersebut dilakukan?

Tahukah saudaraku bahwa Rasulullah SAW dulu selalu merindukan kepada saudara-saudaranya?

Suatu ketika berkumpullah Rasulullah bersama sahabat-sahabatnya yang mulia. Di sana hadir pula sahabat paling setia, Abu Bakar ash-Shiddiq. Kemudian terucap dari mulut baginda yang sangat mulia:

“Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku).”

Suasana di majelis itu hening sejenak. Semua yang hadir diam seolah sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi sayidina Abu Bakar, itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihinya melontarkan pengakuan demikian.

“Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?”

Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mulai memenuhi pikirannya.

“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku.” Suara Rasulullah bernada rendah.

“Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah,”

kata seorang sahabat yang lain pula.

Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian Baginda bersabda,

“Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.” (HR. Muslim)

Lihatlah betapa kasih dan cinta Rasul untuk umatnya. Walaupun Rasulullah tidak pernah bertemu dengan kita namun cinta dan kasihnya kepada kita tidak pernah pudar, hingga akhir hayatnya masih menyebutkan yaaa ummati, yaa ummati, yaa ummati (wahai ummatku, wahai ummatku, wahai ummatku)

Wahai saudaraku. Bulan ini adalah bulan kelahirannya, bulan dimana dia diutuskan untuk kita semua untuk membawa rahmat bagi alam semesta. Inilah kesempatan bagi kita untuk mengenangnya selalu, kesempatan kita untuk mebalas kerinduannya, lewat perayaan maulid, perayaan hari lahirnya. Dulu Rasulullah merindui umatnya yang belum pernah beliau lihat. Beliau ungkapkan cinta beliau itu kepada sahabat-sahabatnya. Akankah kita tidak senang dengan ungkapan rindu dan kasih beliau ini?

Lalu bagaimana dengan kita sendiri. Sudahkah kita menjadi saudara-saudara (ikhwan) Rasulullah?

Akankah kita biarkan cinta dan kerinduan itu bertepuk sebelah tangan, tidak memperoleh sambutan yang layak dari kita?

Malu rasanya jika kita membandingkan kecintaan kita kepada Rasul dengan kecintaan Rasul kepada kita, umatnya. Bahkan untuk ummatnya, beliau rindukan syafaat penyelamat di akhirat kelak. Doa paling mustajabnya beliau simpan untuk umatnya di hari yang paling sulit dan menggetarkan nanti.

Untuk inilah perayaan Maulid Nabi SAW kita lakukan. Untuk mengungkapkan rasa senang dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini, sekaligus bentuk melepaskan kangen kita kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak. Lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq Nabi SAW untuk diteladani. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT :

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَحُوا

Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat Allah (kepada kalian), maka bergembiralah kalian. (QS Yunus, 58)

Ayat ini, jelas-jelas menyuruh kita umat Islam untuk bergembira dengan adanya rahmat Allah SWT. Sementara Nabi Muhammad SAW adalah rahmat atau anugerah Tuhan kepada manusia yang tiadataranya.

Waallahu ‘alam

Share bila bermanfaat

Belum ada Komentar untuk "Merayakan Maulid, Bukti Umat Merindui Rasulullah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel