-->

Shalatlah Seperti Shalat Orang yang Berpamitan Untuk Mati

“Apabila kamu mengerjakan shalat, lakukanlah shalatmu itu seakan-akan terakhir kalinya (berpamitan untuk mati)” (HR. Imam Ahmad & Ibnu Majah).

Setiap kejadian bisa menghasilkan makna bagi orang yang mau merenunginya. Seperti kejadian Tsunami beberapa tahun silam. Beberapa jam sebelum kejadian tersebut, sebagian orang tengah asyik menyiapkan diri untuk pergi refresing ke pantai, bahkan bergembira dilengkapi dengan berbagai hiburan, kibotan, dancer dll. dan bahkan menyiapkan diri untuk berfoto dengan beragam gaya, sama sekali tak menyangka kalau sebentar lagi akan menuju alam baqa.

Seandainya mengetahui itu saat-saat terakhir hidup di dunia ini, besar kemungkinan kita akan bersedih dan gelisah. Satu hal lagi yang paling penting, yaitu menyempurnakan ibadah kita. Kalau mengingat diri sedang berada di ujung usia, siapapun tak akan melewatkannya dengan sia-sia, kecuali melakukan segala ibadahnya dengan sesempurna mungkin. Terutama, menyempurnakan niatnya dengan penuh keikhlasan karena Allah, Adanya keikhlasan dapat menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa. Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas.

Dalam Surat Al-An’am ayat 162 Allah berfirman:
Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama”Tatkala Jibril bertanya tentang ihsan, Rasul saw. berkata, “Engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.”
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”

Juga menjaga bacaan, serta melaksanakan rukun yang lain dengan baik.
Termasuk juga dalamembersihkan rezeki kita dengan mengeluarkan hak-hak orang lain, seperti hak fakir miskin. Sebab, ada rasa kuatir kalau apa yang dilakukannya sia-sia atau tidak diterima oleh Allah, bila tidak dilakukan dengan sempurna dan menggunakan harta haram.

Tentunya siapapun tak mengetahui kapan umurnya berada dalam-masa terakhir. Karena itu, cara seperti yang disarankan Rasulullah dalam melakukan ibadah shalat maupun ibdah2 yang lain, penting diterapkan dalam kehidupan yang lebih luas. Yaitu, berusaha menjalankan hidup seakan-akan sedang berada di saat-saat terakhir, sehingga tidak menjalankannya kecuali yang diridhai Allah juga dengan penuh keikhlasan

Belum ada Komentar untuk "Shalatlah Seperti Shalat Orang yang Berpamitan Untuk Mati"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel