Masya Allah..Rasulullah Pingsan Saat Jibril Ungkap Penghuni Neraka
Minggu, Juli 09, 2017
Tambah Komentar
Suatu hari malaikat Jibril datang menemui Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dalam keadaan yang berubah mukanya
dan ketakutan. Maka Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa
Sallam bertanya, “Mengapa aku melihat engkau berubah muka, wahai Jibril?”.
“Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat dimana Allah
menyuruh supaya dikobarkan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang
mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, siksa Allah
terbesar itu, untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya”.
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa
Alihi wa Shohbihi wa Sallam terdiam beberapa saat lalu bertanya, “Wahai
Jibril, Shif
lii washfan naar, jelaskan kepadaku sifat neraka Jahannam
itu sesungguhnya”.
Jibril menjawab, “Baiklah, ketika Allah menjadikan Jahannam maka
dinyalakanlah selama seribu tahun hingga berwarna merah, kemudian dilanjutkan
seribu tahun hingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam
gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yang telah mengutus
engkau dengan hak, andaikan terbuka neraka itu sebesar lubang jarum niscaya
akan dapat membakar penduduk dunia semuanya karena panasnya. Demi Allah
yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung
diantara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan
baranya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan
dari rantai yang disebut Allah dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit
niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ketujuh. Demi Allah yang mengutus
engkau dengan hak, andaikan seorang di ujung Barat tersiksa niscaya akan
terbakar orang-orang yang di ujung Timur karena sangat panasnya.
Neraka Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya adalah besi, minumannya
air panas bercampur nanah dan pakaiannya potongan api. Api neraka itu mempunyai
tujuh pintu, dimana tiap-tiap pintu ada bagian yang tertentu dari orang
laki-laki dan perempuan”.
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa
Sallam kembali bertanya, “Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu
rumah-rumah kami?”.
Jibril menjawab, “Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya
di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jaraknya adalah perjalanan tujuh
puluh ribu tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain tujuh puluh ribu tahun,
tiap pintu lebih panas dari yang lain tujuh puluh kali ganda, maka digiring ke
sana musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga bila telah sampai
ke pintunya maka disambut oleh malaikat-malaikat Zabaniyah dengan rantai dan
belenggu, kemudian rantai itu dimasukkan ke dalam mulut mereka hingga tembus ke
pantat, dan diikat tangan kirinya ke lehernya, sedang tangan kanannya
dimasukkan dalam dada dan tembus ke bahunya, dan tiap-tiap manusia itu
digandeng dengan syaitannya lalu diseret tersungkur mukanya sambil dipukul oleh
para malaikat dengan pukulan besi, dan tiap mereka ingin keluar
karena sangat risau, tetapi kemudian ditanamkan ke dalamnya.”
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa
Sallam bertanya lagi, “Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?”
Jibril menjawab, “Pintu yang terbawah adalah untuk orang-orang
munafiq, orang-orang yang kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat Nabi Isa
‘Alaihissalam serta keluarga Firaun, sedang namanya Al-Hawiyah. Pintu
kedua adalah tempat untuk orang-orang musyrikin, bernama Jahim. Pintu ketiga
adalah tempat bagi orang-orang Shobi’in bernama Saqar. Pintu keempat merupakan
tempat Iblis laknatullah dan pengikutnya dari kaum Majusi bernama Ladha. Pintu
kelima diperuntukan bagi umat Yahudi bernama Huthomah. Pintu keenam
menjadi tempat umat Nasrani bernama Sa’ie.”
Malaikat Jibril terus menerangkan penghuni masing-masing pintu
neraka hingga pintu neraka yang kelima tempatnya umat Yahudi dan
keenam untuk umat Nasrani. Kemudian malaikat Jibril terdiam cukup
lama sehingga Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa
Sallam bertanya, “Mengapa tidak engkau terangkan penghuni pintu
neraka ketujuh?”. Malaikat Jibril hanya terdiam. Lalu Rasulullah
Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bertanya lagi. Malaikat
Jibril pun masih tetap diam. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa
Shohbihi wa Sallam mendesak lagi hingga akhirnya Jibril berkata,
“Umatmu wahai Muhammad…. Di dalamnya orang-orang yang
berdosa besar dari umatmu yang sampai mati belum sempat bertaubat.”
Mendengar jawaban malaikat Jibril, Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam langsung jatuh pingsan. Jibril kemudian
merangkul Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dan
meletakkan tubuh baginda Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam di
atas pangkuannya. Tidak berapa lama Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa
Shohbihi wa Sallam sadar dan langsung menangis bersimbah air mata. Sambil
terisak-isak Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam
bertanya,
“Wahai Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat
sedihku, apakah memang ada diantara umatku yang akan masuk neraka?”.
“Benar wahai Muhammad, pelaku dosa besar diantara umatmu yang belum
bertaubat”, jawab Jibril. Kemudian Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi
wa Shohbihi wa Sallam semakin menangis, dan Jibril pun ikut menangis
Setelah itu Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi
wa Sallam menghadapkan diri ke kiblat dan bersujud menyembah Allah Subhanahu wa
Ta’ala dalam isakan tangis. Sesekali dengan lirih perlahan beliau berdoa
membisikkan kata-kata “Ummati ya Rabb… Ummati… Ummati…”. Beliau
Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam tidak mengangkat kepalanya
dalam keadaan seperti itu selama tiga hari tiga malam kecuali setiap Sayyidina
Bilal bin Rabah Radhiyallohu ‘Anhu mengumandangkan adzan maka Beliau
Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bangkit untuk menjadi imam
dan setelahnya kembali bersujud.
Pada hari ketiga, sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallohu
‘Anhu menyadari hal ini. Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallohu
‘Anhu itu kemudian mendatangi dan mengetuk pintu rumah Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dan mengucapkan salam tiga
kali, “Assalamu’alaikum ya ahla baiti rahmah. Apakah dapat bertemu
dengan Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa
Sallam?”
Namun tidak ada jawaban. Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq
Radhiyallohu ‘Anhu lalu menangis dan melangkah pulang. Di tengah jalan beliau
bertemu Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallohu ‘Anhu dan
ditanya, “Mengapa engkau menangis wahai Abu Bakar?”.
Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallohu ‘Anhu kemudian
menceritakan keadaan Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa
Sallam. Maka Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallohu ‘Anhu langsung melangkah
ke rumah Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dan terjadilah
hal yang sama. Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallohu ‘Anhu pun pulang dan
menangis. Di jalan beliau bertemu dengan Sayyidina Salman Al-Farisi
Radhiyallohu ‘Anhu. Sambil terisak-isak Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallohu
‘Anhu bercerita kepada sahabat Salman Al-Farisi Radhiyallohu ‘Anhu hingga
akhirnya sahabat Salman Al-Farisi Radhiyallohu ‘Anhu melangkah ke rumah
Sayyidatuna Fatimah Az-Zahra Radhiyallohu ‘Anha dan menceritakan hal itu.
Maka segeralah Sayyidatuna Fatimah Radhiyallohu ‘Anha memakai
baju yang panjang dan dengan setengah berlari beliau menuju rumah
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa
Sallam kemudian mengetuk pintu dan mengucapkan salam sambil
berkata, “Saya Fatimah, ya Rasulullah”.
Mendengar suara lembut putri tercinta sejuklah dada Rasulullah
Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. Beliau Shollallohu
‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam pun bangkit dari sujud dan membuka
pintu. Ketika melihat Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa
Sallam menangislah Sayyidatuna Fatimah Radhiyallohu ‘Anha karena melihat
Rasulullah pucat dan sembam mukanya akibat banyak menangis dan sangat
sedih. Lalu Sayyidatuna Fatimah Radhiyallohu ‘Anha memeluk Rasulullah
Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam seraya menangis, “Wahai
Ayahanda, apakah gerangan yang menimpamu? Mengapa engkau begitu sedih seperti
ini?”.
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam
kembali menangis dan berkata dengan suara lirih, “Wahai Fatimah belahan
jiwaku, bagaimana mungkin aku tidak bersedih, Jibril datang kepadaku
menerangkan sifat-sifat neraka Jahannam dan menjelaskan bahwa
bagian yang paling atas dari semua tingkatan neraka Jahannam itu adalah
untuk umatku yang berbuat dosa-dosa besar, maka itulah yang menyebabkan aku
menangis dan bersedih”. Keduanya pun menangis bersimbah air mata.
Lihatlah, betapa cinta dan sayangnya Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam kepada umatnya. Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam sedemikian sedihnya begitu mendengar
malaikat Jibril menerangkan sifat neraka Jahannam dan mengatakan ada umatnya
yang akan masuk ke dalamnya, sampai-sampai Beliau Shollallohu ‘Alaihi wa
Alihi wa Shohbihi wa Sallam jatuh pingsan. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi
wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam juga menangis tiada hentinya dan sangat berduka
cita hingga pucat dan sembam mukanya dikarenakan memikirkan nasib
umatnya kelak yang akan dicampakkan ke dalam api neraka. Tidak cukup di
situ, Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam pun
langsung bersujud selama tiga hari tiga malam dan berdoa memohon kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan keselamatan umatnya.
Namun, di zaman akhir sekarang ini justru terjadi hal yang
berkebalikan, muncul golongan atau pun kelompok yang begitu mudahnya menuduh
sesat, bid’ah, dan kafir kepada umat Islam, yakni umat Rasulullah
Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. Itu sama artinya
ia berbangga diri memvonis umat Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa
Shohbihi wa Sallam masuk neraka. Na’udzubillah, Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi
wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam pastinya sangat bersedih. Allah Ya Karim.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita dan keluarga
kita sebagai orang-orang yang mencintai Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa
Alihi wa Shohbihi wa Sallam, mencintai keluarga Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, mencintai para sahabat Rasulullah
Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, dan mencintai
umat Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa
Sallam sebagaimana Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa
Shohbihi wa Sallam mencintai dan menyayangi umatnya dan mudah-mudahan kelak
kita semua dikumpulkan bersama Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa
Shohbihi wa Sallam di surga yang penuh kenikmatan. Shollu ‘Alan Nabiy.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اَصْحَابِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اَنْصَارِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اَزْوَاجِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اَتْبَاعِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى ذُرِّيَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
(Rujukan Kitab Tanbihul Ghafilin bi Ahaditsi Sayyidil Anbiya’
wal Mursalin buah karya Abul Laits as-Samarqandi/ Imamul Huda)
Sumber:elhooda.net
Belum ada Komentar untuk "Masya Allah..Rasulullah Pingsan Saat Jibril Ungkap Penghuni Neraka"
Posting Komentar