Kisah Nabi Musa dan Seorang Pemuda yang Berbakti Kepada Dua Orang Tuanya
Senin, Juni 12, 2017
Tambah Komentar
Oleh:Mbah Jenggot II
Nabi Musa AS adalah satu-satunya
nabi yang diizinkan berdialog langsung dengan Allah S.W.T Setiap kali hendak
bermunajat dan berdialog dengan Allah, Nabi Musa naik ke Bukit Tursina. Di atas
bukit itulah dia berdialog dengan Allah. Nabi Musa sering bertanya dan Allah
menjawab saat itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.
Suatu hari Nabi Musa bertanya kepada
Allah. “Ya Allah, siapakah orang di surga kelak yang akan menjadi sahabatku?”
Allah pun menjawab dengan memberitahu sebuah nama, nama kampungnya serta tempat
tinggalnya. Setelah mendapat jawaban, Nabi Musa benar-benar penasaran dengan
orang itu. Betapa istimewanya dia, tidak dikenal tetapi kelak setingkat dengan
Nabi di surga. Siapakah dia dan apakah amal-amalnya? Musa turun dari Bukit
Tursina dan berjalan berhari-hari mencari orang itu ke tempat yang diberitahu
Allah. Setelah beberapa hari dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke
tempat yang dituju.
Dengan pertolongan beberapa orang
penduduk setempat, Musa berhasil bertemu dengan orang tersebut. Ia ternyata
seorang pemuda. Setelah memberi salam, Nabi Musa dipersilakan masuk dan duduk
di ruang tamu. Anehnya, pemuda itu tidak melayaninya. Dia malah masuk ke dalam
bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil
membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu dituntunnya dengan baik dan
rasa hormat. Nabi Musa terkejut melihatnya. “Lho, apa-apaan pemuda itu? Ia
memelihara babi di rumahnya?” Kata Nabi Musa tersentak kaget dalam hatinya
penuh keheranan.
Babi itu dibersihkan dan dimandikan
dengan baik. Setelah itu, babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium
kemudian dihantarkan kembali ke dalam kamar. Tidak lama kemudian dia keluar
lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga
dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium
dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dituntun diantar kembali lagi
ke dalam ke kamar yang sama.
Setelah selesai barulah dia melayani
Nabi Musa AS. Musa bertanya heran: “Wahai anak muda! Apa agamamu sampai berbuat
seperti itu kepada babi?”
“Agamaku agama Tauhid. Aku beriman
kepada Allah.” Jawab pemuda itu.
“Tapi, mengapa kamu mengurus babi
bahkan sampai seperti itu? Kita tidak boleh begitu terhadap babi.” Kata Nabi
Musa.
“Wahai Tuan,” kata pemuda itu,
“sebenarnya kedua babi itu adalah ibu bapakku. Karena mereka melakukan dosa
besar, Allah telah mengazab mereka dengan mengganti wujudnya menjadi babi. Soal
dosanya itu, biarlah itu urusannya dengan Allah. Sebagai anaknya, aku tetap
melaksanakan kewajibanku mengurus mereka. Hari demi hari, aku berbakti kepada
kedua ibu bapakku seperti yang tuan lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah
menjadi babi, aku tetap melaksanakan tugasku sebagai anak. Sebagai anak, aku
harus begitu kepada orang tuaku. Begitulah ceritanya!” kata pemuda itu.
“Setiap hari aku berdoa kepada Allah
agar dosa mereka diampuni. Aku memohon supaya Allah menukarkan wajah mereka
kembali menjadi manusia yang sebenarnya, tetapi Allah masih belum mengabulkan
hajatku.” Tambah pemuda itu lirih, sedih dan pilu.
Setelah selesai pemuda itu
bercerita, ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS. “Wahai
Musa, inilah orang yang akan menjadi sahabatmu di surga nanti sebagai buah dari
baktinya yang sangat tinggi kepada kedua orang tuanya. Ibu bapaknya yang sudah
buruk rupa menjadi babi pun, dia tetap berbakti. Oleh karena itu, Kami naikkan
maqamnya ke derajat yang tinggi di sisi Kami.” Kata Allah SWT.
Allah meneruskan lagi memberi kabar:
“Karena dia telah berada di maqam yang tinggi sebagai anak yang shaleh
disisi-Ku, kini Aku kabulkan do’nya. Tempat kedua ibu bapaknya yang tadinya Aku
sediakan di dalam neraka, kini telah Kupindahkan ke dalam surga.
Source: Fb Pustaka Kitab Salafiyyah
Belum ada Komentar untuk "Kisah Nabi Musa dan Seorang Pemuda yang Berbakti Kepada Dua Orang Tuanya"
Posting Komentar